Stok ARV Krisis, Menkes Terawan Diminta Turun Tangan
Berita kompas tv | 5 Maret 2020, 17:56 WIBJAKARTA, KOMPASTV – Lebih dari 70 LSM dari seluruh Indonesia berteriak dan mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk segera mengambil langkah emergensi guna memastikan ODHA tidak putus pengobatan.
Stok obat ARV bagi pengidap HIV dan AIDS mengalami krisis kelangkaan.
Ini adalah kejadian kesekian kalinya dimana stok obat ARV di layanan terputus dan memaksa ODHA berganti obat bahkan putus pengobatan.
“Kesehatan adalah hak dan kebutuhanan yang paling mendasar bagi setiap manusia. ODHA juga merupakan warga negara yang haknya wajib dipenuhi dan dilindungi oleh negara. Dan ketika isu kesehatan serta obat dijadikan komoditas, maka hak dan kebutuhan ODHA akan menjadi terancam. ” ungkap Direktur dari LSM Rumah Cemara Aditia Taslim dalam rilis yang diterima KompasTV.
Menurut Aditia kejadian stock-out ini bukan yang pertama kali terjadi, dan menjadi bukti ketidakseriusan pemerintah dalam melindungi warganya.
Berdasarkan catatan dari LSM Indonesia AIDS Coalition, kejadian krisis stok obat ini sudah terjadi beberapa kali dalam dua tahun terakhir tanpa ada solusi kongkret dari Kementerian Kesehatan.
Dana APBN yang sudah dialokasikan guna pembelian obat ARV ini tidak bisa dieksekusi dikarenakan sistem dan mekanisme pengadaan obat ini tidak efisien.
“ARV adalah nyawa bagi saya. Dengan krisis stok saat ini, nyawa saya terancam. Kondisi ini tidak seperti yang selalu dijanjikan pemerintah terkait stok, jujur situasi ini membuat saya takut! Ketakutan saya adalah siapa yang akan menjamin kehidupan anak saya jika saya mati. ARV buat saya adalah harga mati” jelas Baby Rivona, Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia.
Situasi kosongnya stok obat ARV kali ini bahkan terjadi juga di beberapa rumah sakit di Jakarta.
Wahyu Khresna dari Yayasan Kharisma menegaskan bahwa ODHA bukan hanya sekedar angka yang harus dikejar.
ODHA adalah warga negara yang harus dipenuhi kebutuhan dasarnya oleh negara dan kebutuhan yang sangat mendasar bagi ODHA adalah obat ARV dimana saat ini terjadi banyak kekosongan di beberapa wilayah.
Khresna pun menambahkan ketika negara lalai dengan warganya maka perlu adanya sikap revolusioner untuk membantu negara dalam memenuhi kebutuhan warga nya.
Jaringan Indonesia Positif, sebuah jaringan nasional dari ODHA yang mewadahi ODHA di seluruh Indonesia sangat mengecam situasi ini.
Menurutnya situasi ini membahayakan kesehatan orang yang hidup dengan HIV, merusak upaya untuk menghentikan epidemi dan mendiskreditkan upaya mengoptimalkan proses pengadaan obat-obatan esensial khususnya ARV.
Jaringan Indonesia Positif mendesak semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lembaga PBB (UNAIDS, WHO, UNDP, UNICEF, UNFPA), perusahaan farmasi, dan organisasi masyarakat untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Penulis : Yuilyana
Sumber : Kompas TV