> >

Evakuasi 74 WNI di Kapal Diamond Princess Tinggal Menunggu ACC Jokowi

Berita kompas tv | 20 Februari 2020, 22:18 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah), didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan BNPB usai rapat koordinasi evakuasi 74 WNI ABK Kapal Diamond Princess di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

JAKARTA, KOMPASTV – Rencana memulangkan 74 WNI yang dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess yang berada di perairan Yokohama, Jepang, tinggal menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan sudah ada dua opsi dalam proses evakuasi 74 dari 78 WNI di kapal Diamond Princess.

Opsi pertama evakuasi menggunakan Kapal Rumah Sakit dr. Suharso milik TNI AL serta opsi kedua penjemputan melalui udara seperti yang dilakukan pemerintah pada 238 WNI dari Wuhan, China.

Baca Juga: Karantina akan Berakhir, 4 WNI Kapal Diamond Princess Terpapar Corona

Menurut Muhajir, kedua opsi tersebut sudah disodorkan ke Presiden Joko Widodo dan tinggal menunggu opsi mana yang di accepted alias di acc atau disetujui.

"Nanti, kalau sudah dapat petunjuk dari Presiden, (baru) ditentukan lokasi observasi," ujar Muhajir usai rapat koordinasi evakuasi 74 WNI ABK Kapal Diamond Princess di Kantor Kemenko PMK, Kamis (2/20/2020).

Muhajir menambahkan selain opsi penjemputan, tempat observasi bagi para WNI tersebut juga sudah disodorkan ke Jokowi. Menurutnya ada sejumlah tempat yang bisa dipilih Jokowi, salah satunya Natuna. 

Kemungkinan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau itu menjadi pilihan karena telah sukses menjadi tempat observasi WNI dari Wuhan selama 14 hari. Namun demikian, keputusan tempat observasi ada di tangan Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Minta 74 WNI di Kapal Diamond Princess Jepang Segera Dievakuasi

"Tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," ujar Muhadjir.

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU