Setelah Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, di Tasikmalaya Ada Kesultanan Selaco
Berita kompas tv | 18 Januari 2020, 12:58 WIBTASIKMALAYA, KOMPAS.TV - Kabupaten Tasikmalaya memiliki kesultanan yang bernamaSelaco atau Selacau Tunggul Rahayu.
Kesultanan yang didirikan oleh Rohidin (40), warga Parungpoteng, Tasikmalaya, Jawa Barat ini sudah berdampingan dengan masyarakat sejak 2004.
Berbeda dengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Bandung, Kesultanan Selaco tidak menguasai dunia. Namun kesultanan ini diklaim mendapat pengakuan dan legalitas fakta sejarah dari organisasi dunia PBB sebagai putusan warisan kultur budaya peninggalan sejarah Kerajaan Padjadjaran pada masa kepemimpinan Raja Surawisesa.
Baca juga: Ini Dia Cikal Bakal Pengikut Keraton Agung Sejagat!
Rohidin yang memiliki gelar Sultan Patra Kusumah VIII merupakan keturunan generasi ke-9 dari Prabu Surawisesa, Raja Galuh Pakuan Pajajaran yang sah setelah Prabu Siliwangi ini menjelaskan fakta sejarah yang dikeluarkan oleh lembaga PBB berupa nomor warisan dan izin pemerintahan kultur serta izin referensi tentang keprajuritan.
"Selacau punya dua literatur leluhur saya yang saya ajukan tahun 2004 sampai akhirnya tahun 2018 keluar putusan warisan kultur budaya peninggalan sejarah yang di kepemimpinan Surawisesa. Fakta sejarah dikeluarkan oleh Lembaga PBB," ujar Rohidin seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).
Menurut Rohidin, Kesultanan Selaco merupakan wujud nyata dalam melestarikan warisan leluhur. Khususnya sebagai keturunan Kerajaan Padjadjaran era kepemimpinan Surawisesa.
Rohidin menjelaskan kesultanan yang dipimpinnya dapat dikatakan berbentuk yayasan namun memiliki kabinet. Adapun daerah terirotial Kesultanan Selaco yakni wilayah Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Pangandaran bagian selatan.
Baca juga: Fakta Kegiatan Sunda Empire di Bandung
"Kalau kami dari kesultanan tentunya NKRI sebagai harga mati. Kami warga negara Indonesia. Kesultanan ini adalah upaya saya untuk melestarikan budayanya saja karena kami sebagai penggiat budaya," ujar Rohidin.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV