> >

Jadi Tersangka, Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah Dicegah ke Luar Negeri

Hukum | 24 Desember 2024, 20:06 WIB
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto (kanan) saat di lobi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (20/8/2024). Hasto Kristiyanto dan Donny Tri Istiqomah dicegah berpergian keluar negeri usai ditetapkan menjadi tersangka suap yang menjerat Harun Masiku. (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto (HK) dan Donny Tri Istiqomah (DTI) berpergian keluar negeri usai ditetapkan menjadi tersangka suap yang menjerat Harun Masiku.

"Jadi seperti yang diketahui, pada SOP yang kita miliki, ketika ini naik, juga diikuti dengan pencekalan. Pencekalan terhadap yang bersangkutan," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

"Kemudian juga terhadap orang-orang yang berkaitan dan kita duga bahwa dia memiliki informasi. Akan menyulitkan apabila dia berada atau ke luar negeri. Jadi pencekalan semerta-merta kita lakukan," sambungnya.

Menurut penjelasannya, pencekalan terhadap Hasto dan Donny tersebut dilakukan selama enam bulan ke depan.

"Pencekalan seperti biasa 6 bulan. Nanti bisa diperpanjang seperti itu. Tidak hanya orang tertentu ya, memang itu semuanya seperti itu," tegasnya.

Baca Juga: Selain Hasto, KPK Turut Tetapkan Donny Tri Istiqomah Jadi Tersangka Kasus Suap Harun Masiku

Seperti diketahui, KPK telah menetapkan Hasto dan Donny sebagai tersangka kasus dugaan suap pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPR RI ke eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Adapun upaya suap tersebut bertujuan untuk memenangkan Harun Masiku sebagai anggota DPR RI PAW Daerah Pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) menggantikan Nazaruddin Kiemas yang meninggal dunia.

Hasto juga dijerat kasus dugaan perintangan penyidikan Harun Masiku.

Dalam kasus tersebut, KPK sebelumnya juga telah menetapkan empat tersangka lainnya yakni Wahyu Setiawan, Harun Masiku, Agustiani Tio Fridelina dan Saeful Bahri.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU