> >

3 Fakta 18 Polisi Diduga Peras Penonton DWP, Kerugian Disebut Capai Rp32,6 Miliar

Peristiwa | 21 Desember 2024, 20:00 WIB
Ilustrasi oknum polisi (Sumber: Tribun Jateng)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah anggota polisi diduga memeras penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Acara yang digelar pada 13-15 Desember 2024 tersebut merupakan event musik elektronik tahunan terbesar di Asia Tenggara.

Kendati demikian, seusai acara tersebut, sejumlah warga negara Malaysia dan WNA lainnya mengaku diperas oleh beberapa anggota polisi.

Baca Juga: Proses Hukum 18 Polisi yang Ditangkap di Kasus Pemerasan WNA Penonton DWP

1. Kronologi

Isu tersebut mencuat setelah akun @Twt_Rave mengunggah adanya 400 warga Malaysia yang dipaksa membayar uang dengan total RM 9 juta atau sekitar Rp32,6 miliar.

Tak hanya itu, ia menyebutkan juga ada penonton asal Singapura dan Thailand yang menjadi korbannya.

Anggota polisi itu memaksa untuk tes urine kepada penonton di tengah pergelaran DWP guna mengecek apakah penonton tersebut menggunakan narkoba atau tidak.

Kemudian, pengunjung tetap dipaksa untuk membayar suap meski hasil tes narkoba negatif.

Salah satu penonton yang mengalami kejadian tersebut adalah Ilham (26), bukan nama sebenarnya, seorang pria asal Malaysia.

Ia mengatakan, awalnya dirinya dan temannya, Raka (27), juga bukan nama sebenarnya, tengah menikmati penampilan Steve Aoki di panggung Garuda Land pada Minggu (15/12/2024).

Di momen itu, tiba-tiba Ilham ditarik oleh beberapa orang yang mengaku sebagai polisi.

“Pas keramaian tuh ada polisi, undercover-lah nama kerennya. Pas lagi loncat-loncat, temanku ditariklah sama beberapa orang yang mengatasnamakan polisi,” kata Raka saat dihubungi Kompas.com melalui
pesan Instagram, Kamis (19/12). 

Namun, setelah beberapa menit menunggu, Ilham tak kunjung kembali. Merasa curiga, Raka lantas mencari keberadaan temannya.

Ketika itu, Raka melihat paspor Ilham dan beberapa WNA yang ditahan oleh terduga anggota polisi itu.

“Ada beberapa paspor yang dipegang. Nah, di salah satu paspornya, ada uangnya. Ya saya inisiatif aja. Pasti ini mah oknum, dalam hati saya,” kata Raka.

“Karena aku tahu polisi di Indonesia ‘bribe’, ya sudah, aku kasih yang ada di dompetku. Kalau enggak salah, Rp200.000,” ucap Raka menambahkan.

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com, Tribunnews


TERBARU