Habiburokhman Bantah Isu Parcok di Pilkada 2024: Hoaks, Kapolri Tak Mungkin Untungkan Kubu Tertentu
Politik | 30 November 2024, 09:27 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman membantah isu keterlibatan "partai cokelat" atau "parcok" dalam gelaran pilkada serentak 2024. Menurutnya, isu keterlibatan parcok untuk memenangkan kubu tertentu di pilkada serentak 2024 adalah kabar hoaks.
Parcok atau partai cokelat sendiri diidentikkan dengan aparat kepolisian yang membantu calon tertentu.
"Apa yang disampaikan oleh segelintir orang terkait parcok (partai cokelat) dan lain sebagainya itu kami kategorikan sebagai hoaks," kata Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Baca Juga: PDIP: Jateng Bukan Kandang Banteng Lagi, Tapi Kandang Bansos dan Parcok
Politikus Partai Gerindra itu menyebut isu keterlibatan parcok "tidak masuk akal" karena kompetisi pilkada tidak melulu antara dua kubu. Habiburokhman pun menegaskan tidak mungkin Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengerahkan anggotanya untuk menguntungkan kubu tertentu.
"Jadi hampir tidak mungkin Kapolri yang menggunakan institusinya untuk kepentingan kubu tertentu karena pilkada itu bisa terjadi mix antarkubu partai-partai politik," kata Habiburokhman.
Habiburokhman pun mengingatkan kepada anggota dewan agar tidak melempar isu ke publik tanpa dilengkapi bukti kuat. Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan persoalan etik yang menjadi kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
"Kami minta sesama teman-teman anggota DPR walaupun kita bebas berpendapat, tapi harus didasarkan pada bukti-bukti yang kuat. Jangan hanya narasi-narasi karena ini isu yang akan bisa menjadi situasi tidak kondusif," kata Habiburokhman dikutip Antara.
Sebelumnya, sejumlah politikus mengkritik dugaan keterlibatan parcok atau aparat kepolisian di pilkada serentak 2024. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Krstiyanto menyebut keterlibatan parcok dan mantan presiden RI, Joko Widodo menjadi "sisi gelap demokrasi."
"Sisi gelap demokrasi ini digerakkan oleh suatu ambisi kekuasaan yang tidak pernah berhenti, yang merupakan perpaduan dari tiga aspek,” kata Hasto, Kamis (28/11).
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV