Dampak Serangan Puluhan Anggota TNI ke Warga Desa Selamat: Trauma, Tak Berani Kerja dan Sekolah
Peristiwa | 12 November 2024, 08:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Serangan mendadak puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan ke warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) masih menyisakan trauma bagi warga. Warga tak berani berangkat kerja dan sekolah. Meskipun kondisi keamanan sudah mulai kondusif.
”Saya masih trauma keluar dari rumah. Saya masih terbayang ketika puluhan anggota TNI menghentikan sepeda motor saya dan menendang hingga saya terpental masuk ke parit,” kata Sri Ulina Perangin-Angin (35), salah seorang warga Desa Selamat yang mengalami kekerasan aparat TNI.
Sri tidak tahu persoalan apa yang terjadi antara anggota TNI dan warga. Awalnya dia menduga anggota TNI itu adalah kelompok begal. Dia tahu mereka anggota TNI setelah mendengar dari warga lain.
Baca Juga: Teriakan Anggota TNI Saat Menyerang Warga Desa Selamat: Selamatkan Keluarga Kalian Masing-Masing
Meski tidak tahu persoalan, namun Sri tetap dianiaya. Dia ditendang hingga terpental ke parit, dia mengalami luka di perut, paha, dan tangan. Dia melarikan diri ke rumah warga melihat tentara yang mengamuk. Sri melihat tentara itu membawa parang, samurai, balok kayu, hingga dobel stik.
Mereka mendobrak pintu sejumlah rumah, menyeret warga keluar dari rumah, lalu menganiaya mereka. Lampu jalan dimatikan. Warga dilarang memegang ponsel. ”Kalau ada yang memegang HP, kami matikan. Selamatkan keluarga kalian masing-masing,” begitu teriakan yang didengar Sri dan warga lain, dikutip dari Kompas.id.
Warga yang mencoba bertanya atau berbicara langsung didatangi anggota TNI lalu dipukul atau disuruh diam. ”Saya sangat ketakutan malam itu. Saya belum berani bekerja sampai hari ini,” kata Sri yang merupakan pekerja harian lepas di kilang kayu.
Minta Maaf
Panglima Kodam I Bukit Barisan Letnan Jenderal Mohamad Hasan sudah datang ke Markas Armed-2 dan menemui warga. Hasan meminta maaf secara langsung kepada warga, khususnya keluarga korban. Dia menjamin anggotanya tidak akan melakukan serangan lagi kepada warga.
Hasan juga hadir langsung dalam acara pemakaman Raden Barus, seorang warga korban yang meninggal dunia. Di hadapan Hasan, anggota keluarga menangis histeris meminta agar mereka diberikan keadilan. Keluarga meminta proses hukum terhadap anggota TNI yang telah menganiaya Raden hingga meninggal.
”Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan, Minggu (10/11/2024).
Baca Juga: Mabes TNI Tegaskan Bakal Kawal Pengusutan Kasus 33 Prajurit Serang Warga Deli Serdang
Hasan menyebut, dia sangat menyesali tindakan yang dilakukan oleh anggotanya. “Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya Ikhlas,” katanya.
Proses Hukum
Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha menjelaskan, proses hukum telah berjalan terhadap semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan warga itu. ”Oknum yang terkonfirmasi ada 33 orang. Mereka diperiksa di Polisi Militer Kodam I BB,” kata Dody.
Dody mengatakan, Pangdam I Bukit Barisan sudah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit. Pangdam I Bukit Barisan juga memimpin langsung mediasi dengan warga.
”Pada intinya tidak akan terjadi lagi kejadian penyerangan tersebut sehingga diharapkan suasana kondusif di sana,” kata Dody.
Saat ditanya penyebab penyerangan, Dody menyebut mereka masih menyelidiki hal itu. Kodam I BB juga belum menjelaskan kronologi hasil penyelidikan mereka.
Dugaan awal, anggota Armed-2 terlibat perkelahian dengan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore. Perkelahian diawali dengan cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan.
Puluhan anggota TNI kemudian menyerang perkampungan warga di dekat markasnya itu, di Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Anggota TNI lantas menyisir kampung, mendobrak rumah, menyeret, dan menganiaya warga hingga luka dan tewas. Para penyerang membawa senjata tajam dan dobel stik.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV