Sosok Margono Djojohadikoesoemo, Kakek Prabowo Pendiri BNI yang Dinilai Layak Jadi Pahlawan Nasional
Humaniora | 10 November 2024, 21:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan pandangannya tentang kelayakan Raden Mas (RM) Margono Djojohadikoesoemo, kakek dari Presiden Prabowo Subianto, untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Menurutnya, kontribusi RM Margono bagi bangsa sangat berarti, terutama dalam sektor ekonomi dan perbankan Indonesia.
"Sangat layak beliau. Kalau ada yang nanya, sangat layak, dan diproses bagaimana mestinya," ujar Gus Ipul seusai Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU), Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2024) dikutip dari Tribunnews.
Pemberian gelar pahlawan nasional sendiri akan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto setiba dari lawatan luar negeri.
"Iya tentu harus menunggu Presiden. Nanti melalui pertimbangan Dewan Gelar, melalui pertimbangan Dewan Gelar," ucap Gus Ipul.
Lalu siapa RM Margono Djojohadikoesoemo? Berikut profil lengkapnya.
RM Margono Djojohadikoesoemo lahir di Purwokerto tahun 1894. Ia memiliki andil besar dalam membangun stabilitas ekonomi Indonesia pasca-proklamasi.
Dia adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada 5 Juli 1946, sebuah langkah penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia.
Pada saat itu, Indonesia menghadapi tantangan berat karena De Javasche Bank, bank kolonial Belanda, tidak mengakui kedaulatan negara yang baru merdeka.
Baca Juga: Bandara Komodo Ditutup Dampak Letusan Gunung Lewotobi, Begini Nasib Penumpang
RM Margono, dalam perannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung, memprakarsai pembentukan bank yang mendukung kemerdekaan ekonomi Indonesia dengan menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI).
Peran RM Margono dalam sejarah ekonomi Indonesia tidak hanya terbatas pada pendirian BNI.
Ia juga dikenal sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) pertama.
RM Margono aktif dalam pergerakan nasional, seperti organisasi Jong Java dan Partai Nasional Indonesia (PNI), serta berperan dalam perumusan dasar negara Indonesia.
Selain dedikasinya di bidang perbankan, RM Margono juga berkontribusi dalam bidang ketatanegaraan.
Pada 1950-an, DPR menerapkan Hak Angket pertama setelah mendapat usulan dari RM Margono untuk menyelidiki kebijakan devisa negara.
Panitia Angket yang dipimpinnya bertugas memeriksa kebijakan pemerintah dalam penggunaan devisa, yang berperan penting dalam pengelolaan ekonomi negara.
RM Margono wafat pada 25 Juli 1978 di Jakarta. Warisannya dalam dunia perbankan dan ekonomi Indonesia terus hidup melalui BNI, yang kini berkembang menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan lebih dari 2.000 cabang di dalam dan luar negeri.
Pengabdiannya terhadap bangsa menjadikannya salah satu pahlawan ekonomi Indonesia yang dikenang hingga kini.
Baca Juga: Profil Kevin Diks, Calon Amunisi Baru untuk Timnas Indonesia!
Penulis : Kiki Luqman Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV