Ketua Golkar Sumut Yakin Faktor Jokowi Masih Berpengaruh terhadap Pilihan Masyarakat di Pilkada
Politik | 6 November 2024, 16:20 WIBKOMPAS.TV - Ketua DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah alias Ijeck berpendapat faktor ketokohan masih memberikan pengaruh pada masyarakat Sumut dalam menjatuhkan pilihan di pemilihan kepala daerah.
Ijeck meyakini ada pengaruh Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi terkait elektabilitas Calon Gubernur Bobby Nasution.
”Jadi, tidak pun Pak Jokowi turun (ke Sumatera Utara), Bobby pasti ada pengaruh dengan Pak Jokowi ya. Karena dia, kan, menantu langsung,” ucapnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Rabu (6/11/2024).
Ia tak menampik adanya pengaruh tokoh-tokoh lain yang pernah mengikuti kontestasi pemilihan presiden, namun tak akan sekuat Jokowi dan Prabowo.
Baca Juga: Litbang Kompas soal Elektabilitas Pilkada Sumut 2024: Bobby-Surya 44,9% & Edy-Hasan 28%, Sisanya?
Menurutnya, pengaruh Jokowi di Sumut cukup kuat karena masyarakat merasa pembangunan di Sumut berkembang pesat pada pemerintahan Jokowi dan mereka meyakini hal tersebut akan dilanjutkan oleh Prabowo.
”Jadi, kalau kita lihat beberapa waktu lalu, sebelum meninggalkan jabatan sebagai presiden, Pak Jokowi masih sempat ke Sumatera Utara untuk meresmikan ini-itu,” tuturnya.
“Masyarakat tambah simpatik lagi dengan Pak Jokowi, dan pasti juga akan menambah simpatik kepada Bobby. Karena Bobby tadi, kan, menantu Pak Jokowi,” tambahnya.
Berdasarkan catatan Kompas, Jokowi sempat berkunjung ke Sumut lima hari sebelum masa jabatannya sebagai presiden usai.
Hanya beberapa saat setelah kunjungan Jokowi tersebut, PDI-P yang merupakan partai pendukung Edy Rahmayadi-Hasan menggelar Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) Pemenangan Pilkada Serentak 2024 DPC PDI-P Medan pada 26 Oktober lalu.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPP PDI-P Yasonna Laoly meminta kader untuk merapatkan barisan melawan jaringan Jokowi di Sumut.
”Saya mau mengajak kita semua untuk merapatkan barisan, kader-kader juang semua, bahwa pertarungan ini adalah pertarungan yang tidak mudah, kita melawan kekuatan yang besar, khususnya di Sumatera Utara, menantu dari seorang mantan presiden, mantan bos saya,” ucapnya saat itu.
“Karena juga sampai sekarang, kita mendapat informasi bahwa jaringan-jaringan yang digunakannya masih terus tampak secara jelas untuk memenangkan sang menantu,” kata Yasonna kala itu.
Ketua DPD PDI-P Sumatera Utara, Rapidin Simbolon, menilai Jokowi sebagai mertua Bobby diyakini akan berjuang sekuat tenaga agar Bobby terpilih.
Namun, PDI-P juga tidak mau kalah. Karena itu, pernyataan Yasonna dalam Rakercabsus, akhir Oktober lalu, merupakan hal yang wajar untuk membakar semangat para kader.
”Jadi, kami enggak khawatir (dengan pengaruh Jokowi),” ucapnya.
“Buktinya gini lho, anaknya Pak Jokowi, Kaesang Pangarep, di PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Buktinya, nol kursi di DPR. Iya kan? PDI Perjuangan dikhianati, digebukin, diintimidasi, ya tetap pemenang pemilu walaupun kursi menurun,” tutur Rapidin.
Diketahui, hasil survei Litbang Kompas pada 22-28 Oktober 2024, menunjukkan bahwa dukungan Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri cukup bisa memengaruhi pilihan pemilih Sumut.
Baca Juga: Analisis Pengamat Lihat Elektabilitas Unggul Bobby Nasution di Survei Litbang Kompas Pilkada Sumut
Sebesar 35,1 persen responden mengaku mempertimbangkan calon yang didukung Jokowi, sedangkan 52,2 persen responden menyatakan sebaliknya.
Kemudian, sebanyak 25,1 persen responden mengaku mempertimbangkan calon yang didukung oleh Megawati, sedangkan 60,5 persen responden tidak mempertimbangkan.
Survei tersebut juga memotret pengaruh Presiden RI Prabowo Subianto, yakni sebanyak 42 persen responden mempertimbangkan pilihan Prabowo untuk kandidat di Pilkada Sumatera Utara dan 45 persen menyatakan sebaliknya.
Survei itu melibatkan 800 responden dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen dan margin of error plus minus 3,46 persen.
Dari survei tersebut, Muhammad Bobby Afif Nasution-Surya memiliki elektabilitas 44,9 persen, sedangkan elektabilitas Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala sebesar 28 persen. Adapun yang menjawab tidak tahu atau belum menentukan pilihan sebesar 27,1 persen.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id