Pekerja Berharap Pemerintah Selamatkan Sritex: Seperti Program Prabowo, Rakyat Kecil Harus Ketawa
Peristiwa | 30 Oktober 2024, 09:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – PT Sri Rezeki Isman (Sritex) dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang membuat pekerja cemas. Pasalnya Sritex adalah tempat menggantungkan harapan dan masa depan.
Andreas, pegawai Sritex yang sudah berusia lanjut berharap perusahaannya tetap berdiri tegak di tengah gempuran pakaian impor dan pakaian bekas. Andreas mengaku sebagai pekerja lansia dirinya tidak mempunyai sumber pencarian selain di Sritex. Dia berharap pada pemerintahan Prabowo.
“Seperti program Pak Prabowo, rakyat kecil itu harus ketawa, harus gembira, tapi kalau sampai terjadi, kami sebagai buruh betul – betul susah,” kata Andreas dalam tayangan Kompas TV, Rabu (30/10/2024).
Ada juga Kendi Rindu Hati, pegawai yang telah mengabdikan dirinya selama 35 tahun berharap Sritex dapat terus beroperasional dan menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Tom Lembong Diduga Rugikan Negara Rp400 M Korupsi Impor Gula, Kejagung: Harusnya Jadi Milik BUMN
“Bukan karyawan saja yang rugi, karena di luar pun orang – orang yang (menjadi tempat) titipan sepeda (pegawai Sritex), yang jualan merasa gelisah semua,” ucap Kendi.
“Kalau Sritex itu jatuh, itu semuanya akan menangis, karena yang punya utang nggak bisa nyaur (bayar), yang kuliah nggak bisa teruskan,” sambungnya.
Kendi yang merupakan pekerja Sritex berusia lanjut mengaku hidupnya tertolong dengan bekerja di Perusahaan tersebut.
“Saya merasa tertolong di sini, saya bisa menyekolahkan anak,” ujar Kendi.
Sritex didirikan pada 1966 oleh HM Lukminto sebagai Perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo. Sebagai Perusahaan tekstil dan garmen, Sritex dalam sejarahnya tidak perlu waktu lama untuk mencapai kejayaan.
Baca Juga: Diduga Korupsi Impor Gula, Kejagung Tahan Tom Lembong untuk 20 ke Depan di Rutan Salemba
Kini nasib Sritex bergantung pada 4 kementerian yang diterjunkan Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan penyelamatan.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV