> >

Mengapa Indonesia Memperingati Sumpah Pemuda? Ada Makna di Momentum Bersejarah 28 Oktober

Humaniora | 28 Oktober 2024, 07:43 WIB
Ilustrasi upacara Hari Sumpah Pemuda. Berikut teks pidato sambutan pembina upcara Hari Sumpah Pemuda 2024 (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai momen bersejarah yang meletakkan dasar persatuan bangsa.

Peringatan ini mengenang ikrar kebangsaan yang dirumuskan pada Kongres Pemuda Kedua di Jakarta, 27-28 Oktober 1928, yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Kenapa ada Sumpah Pemuda hingga diperingati setiap tahun?

Sumpah Pemuda merupakan momen bersejarah yang lahir dari kesadaran kolektif pemuda Indonesia akan pentingnya persatuan bangsa.

Ikrar kebangsaan ini dirumuskan melalui Kongres Pemuda Kedua yang digelar di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.

Lahirnya Sumpah Pemuda dilatarbelakangi oleh keinginan kuat para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan agama untuk menyatukan keyakinan mereka tentang tumpah darah, bangsa, dan bahasa persatuan Indonesia.

Sebagaimana dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud RI, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) menggagas kongres ini dengan tujuan memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan yang telah tumbuh di kalangan pemuda-pemudi Indonesia.

Sebelum kongres bersejarah ini diselenggarakan, para pemuda mengadakan dua kali pertemuan persiapan pada 3 Mei dan 12 Agustus 1928.

Pertemuan-pertemuan ini membahas aspek teknis kongres, termasuk pembentukan panitia, susunan acara, waktu, tempat, dan pendanaan.

Baca Juga: Susunan Upacara Hari Sumpah Pemuda 2024, Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928 dan Doanya

Kongres Pemuda Kedua sendiri digelar di tiga lokasi berbeda di Jakarta: Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw. Setiap rapat membahas aspek berbeda tetapi saling terkait:

  1. Rapat Pertama (27 Oktober malam, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond):
    • Pembukaan oleh Sugondo Djojopuspito
    • Mohammad Yamin memaparkan lima faktor penguat persatuan: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
  2. Rapat Kedua (28 Oktober pagi, Gedung Oost-Java Bioscoop):
    • Pembahasan masalah pendidikan oleh Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro
    • Penekanan pentingnya pendidikan kebangsaan dan keseimbangan pendidikan sekolah-rumah
    • Pengenalan konsep pendidikan demokratis
  3. Rapat Ketiga (28 Oktober sore, Gedung Indonesische Clubgebouw):
    • Pembahasan nasionalisme dan demokrasi oleh Soenario
    • Diskusi tentang gerakan kepanduan oleh Ramelan
    • Pemaparan konsep pandu sejati oleh Theo Pengamanan

Puncak dari kongres ini adalah perumusan Sumpah Pemuda yang berisi tiga ikrar tentang satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan.

Rumusan ini menjadi fondasi penting bagi pergerakan kebangsaan Indonesia dan terus relevan hingga saat ini sebagai pengingat pentingnya persatuan dalam keberagaman.

Momentum bersejarah ini ditutup dengan pertunjukan lagu "Indonesia Raya" yang dilantunkan melalui biola oleh Wage Rudolf Supratman.

Setelah Kongres Pemuda Kedua, ikrar Sumpah Pemuda disebarluaskan dan dijadikan asas bagi semua perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Momentum ini menjadi salah satu fondasi penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud RI


TERBARU