> >

Cerita Daud Jusuf Diangkat Jadi Menteri Soeharto: Jangan Masuk Kabinet dengan Kepala Kosong

Peristiwa | 23 Oktober 2024, 12:22 WIB
Kolase foto Presiden Soeharto dan Daud Jusuf. (Sumber: Tribnunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pelantikan para menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, banyak menarik perhatian.

Hal itu selain karena jumlahnya yang gemuk, juga komposisinya yang masih menyisakan orang-orang lama dari era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Kabinet Prabowo juga menampilkan sejumlah nama baru atau yang sudah dikenal tapi belum punya pengalaman di pemerintahan. Misalnya, Giring Ganesha yang selama ini dikenal sebagai penyanyi sebelum terjun ke dunia politik. 

Di zaman Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, cerita pengangkatan para menteri jarang diketahui publik. Kecuali jika sang menteri yang berkisah.

Seperti yang dituliskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1978-1983 Daud Jusuf. Dia bercerita tentang saat pertama kali ditelepon Cendana, sebutan yang merujuk kepada rumah Presiden Soeharto.

"Pada tanggal 22 Maret 1978 jam 14.50, aku menerima telepon dari ajudan Presiden Soeharto yang memintaku datang ke rumah Jalan Cendana jam 19.00," kata Daud, seperti dituturkan dalam bukunya, "Rekam Jejak Anak Tiga Zaman" (Penerbit Kompas). 

Baca Juga: Jelang Bimbingan dan Pelatihan Menteri di Akmil, AHY Mengaku Kaget Saat Dibagikan Seragam Lapangan

Daud yang kala itu sedang berada di kantor CSIS (lembaga pemikir yang dia dirikan), segera pulang untuk memberi tahu istrinya dan mengajaknya berdiskusi.

"Aku tahu persis tabiat isteriku yang tidak senang menonjol-nonjolkan diri, jual tampang, dalam urusan orang lain," katanya.

Setelah diberi tahu soal panggilan ke Cendana, kata Daud, sang istri hanya menyimak dengan seksama. Tidak segera menjawab dan hanya merenung.

"Dia mengatakan jangan masuk kabinet dengan kepala kosong," katanya.

Daud paham maksud sang istri. Sebab selama kuliah di Paris, tanpa anjuran siapa pun, Daud sudah menyusun tiga konsep pembangunan.

Pertama pembangunan pendidikan, kedua pembangunan ekonomi, dan ketiga pembangunan nasional berbasis daratan.

Sang istri hanya mengingatkannya agar tawaran jadi menteri diterima sejauh menyangkut tiga hal itu: pendidikan, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan (hankam).

"Jangan mempermainkan rakyat yang umumnya tidak tahu dan biasa nrimo saja," ujarnya. 

Baca Juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Ingin Jadikan Indonesia sebagai Ibu Kota Budaya Dunia

Saat tiba di Cendana pukul 18.45, tak banyak pertanyaan yang diajukan Pak Harto. Dan sesuai dugaannya, Pak Harto memintanya agar membantu dalam urusan pendidikan dan kebudayaan.

Saat ia ingin menguraikan konsep pendidikan, Soeharto bilang tidak perlu karena sudah tahu. Daud tidak tahu dari mana Pak Harto mengetahuinya.

"Sampai sekarang hal ini merupakan misteri bagiku," kata Daud Jusuf yang meninggal di Jakarta pada 23 Januari 2018.   

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU