> >

Momen Hari Santri, Kemenag Galakan Penanaman Pohon untuk Pesantren se-Indonesia

Humaniora | 18 Oktober 2024, 23:57 WIB
Penanaman pohon secara simbolis oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Basnang Said. (Sumber: Dok Ditjen Pendis Kemenag)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 50 pohon ditanam di pondok pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (18/10/2024). 

Penanaman 50 pohon itu merupakan bagian dari penanaman 50.600 pohon di berbagai pesantren di Jabodetabek.

Baca Juga: Aturan Pakaian Tes SKD CPNS 2024 Kemenag, Ada Syarat Pakai Pita Hijau

Sejumlah 50.600 pohon yang ditanam di berbagai pesantren di Jabodetabek itu hibah dari Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta.

Kegiatan menggalakan penanaman pohon ini tak lain sebagai salah satu side event rangkaian peringatan Hari Santri 2024.

"Gagasan ini dipilih karena selaras dengan kampanye Pesantren Hijau yang sudah digelar beberapa waktu lalu di seluruh Indonesia," kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Basnang Said di Jakarta, Jumat.

Basnang Said mengatakan, Pesantren Hijau adalah program yang dilakukan oleh pondok pesantren untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Hal ini bertujuan untuk memperkuat kepedulian santri terhadap lingkungan dan membiasakan mereka berperilaku serta berpola hidup sehat.

Menurutnya, gerakan Pesantren Hijau sebelumnya telah diinisiasi oleh Lazisnu dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU, serta asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI).

Basnang Said menjelaskan, penanaman pohon adalah upaya mengurangi polusi lingkungan. 

Sebagian pesantren, seperti Al-Hamid Cilangkap, Jakarta Timur ini memiliki lahan luas yang signifikan untuk konservasi. 

"Sedangkan di Indonesia ini apapun saja ditanam bisa tumbuh, sehingga relatif tidak sulit ide ini diwujudkan," tegasnya.

Baca Juga: SKD CPNS Kemenag Dimulai 18 Oktober 2024, Ini Link Jadwal dan Lokasinya

Menurut Basnang Said, di Indonesia ini ada 41 ribu pesantren, sehingga bila dijadikan gerakan masif, maka akan signifikan membantu mengurangi karbon. 

Lingkungan yang segar dan bersih, lanjut Basnang, tentu saja akan berkorelasi positif bagi suasana belajar santri. Dalam lima tahun ke depan perubahannya akan lebih terlihat nyata apabila dimulai sekarang.

Ia menambahkan, pesantren adalah sebuah ekosistem yang memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam isu lingkungan hidup. 

Menjaga kelestarian alam adalah salah satu ajaran agama tentang menjaga bumi. Hal ini juga terkait erat dengan kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi. 

Maka dari itu pesantren perlu berpartisipasi secara nyata dalam upaya menekan karbon dan konservasi air tanah. 

Bila semua pesantren di Indonesia berpartisipasi, tentunya akan signifikan bagi konservasi alam di Indonesia.

Pengasuh Ponpes Al-Hamid, K.H. Lukman Hakim Hamid mengatakan, pihaknya setuju dengan gagasan konservasi ini. 

“Saya sangat bersyukur gerakan pesantren hijau dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah. Semoga kami dapat menjalankan dan mengembangkan program ini di pesantren kami,” ungkapnya.

Baca Juga: Bertepatan Hari Santri, Kemenag Komitmen Sediakan Beasiswa dan Program Kemandirian Pesantren

Sebelumnya, pesantren ini telah melakukan penanaman ratusan pohon secara mandiri dan juga dalam framework Pesantren Hijau. 

Ia berharap, pihaknya dapat bersama-sama untuk menjadi bagian dari gerakan ini. Sehingga memberikan pengaruh yang signifikan bagi bumi Indonesia ini. 

"Ke depan semoga jumlah pohon akan semakin banyak dan dapat mereduksi sampah semakin banyak juga," imbuhnya.

Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU