Ibas: Situasi Dunia Terus Berubah, Indonesia Harus Siap dengan Kebijakan yang Cermat
Politik | 12 Oktober 2024, 15:20 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mengatakan, pemerintah Indonesia harus siap menghadapi situasi global yang terus berubah. Oleh sebab itu, diperlukan kajian yang mendalam sebelum melahirkan sebuah kebijakan.
Hal ini dikatakan Ibas usai bersama jajaran Partai Demokrat mengikuti Program Executive Course on Geopolitics, Geostrategy, Geoeconomics, and Statecraft Cohort-8 Universitas Pertahanan RI pada Jumat (11/10/2024).
"Negeri kita memiliki posisi yang strategis dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan tekanan geopolitik internasional. Dalam situasi dunia yang terus berubah, Indonesia tentu harus siap dengan strategi kebijakan yang cermat agar dapat bertahan atau bahkan unggul di tengah persaingan global,” kata Ibas dalam keterangannya.
Baca Juga: Ibas Sebut Kesejahteraan Tenaga Pendidik Harus Diperhatikan dalam Upaya Memajukan Dunia Pendidikan
Menurut dia, tema-tema yang dipaparkan selama program ini sangat relevan dengan berbagai isu strategis, baik dari aspek geopolitik, geostrategi, hingga geoekonomi yang tengah berkembang.
"Kami juga sangat mengapresiasi kedalaman pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan oleh para narasumber. Diskusi-diskusi yang berlangsung memberikan wawasan baru yang sangat bermanfaat bagi kami untuk terus menavigasi berbagai dinamika global yang ada," ungkap dia.
Wakil Ketua MPR RI ini sependapat dengan pandangan Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait perlu adanya penguatan keamanan nasional, ketahanan pangan, ketahanan energi dan ketahanan air bersih.
“Indonesia tidak boleh tertinggal “not to be left out” dalam kemajuan dan kesejahteraan, Tentu apabila ekonomi tumbuh, rakyat lebih sejahtera,” kata Ibas.
Putra bungsu mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kemudian menyampaikan pemahamannya bahwa strategi politik ekonomi Indonesia sangatlah penting untuk mampu bertahan di tengah dinamika internasional.
"Di era persaingan global, kita harus mampu membangun kemitraan yang kuat dengan banyak negara, sembari menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional kita. Prinsip 'Millions Friend and Zero Enemy' menjadi landasan penting untuk mewujudkan visi ini," papar Ibas.
Baca Juga: Jika Perang Dunia ke-3, Kemenlu: Pada Dasarnya Semua Pihak Tidak Ingin Konflik Besar | SATU MEJA
Ia berharap program-program baik ini dapat terus ada dan memberikan manfaat besar.
“Semoga program ini dapat terus memberikan kontribusi besar dalam membangun kapasitas para pemimpin bangsa di masa mendatang, serta mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih kuat, berdaulat, dan sejahtera di era yang penuh tantangan ini,” tandas adik dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV