> >

Konflik Timur Tengah Memanas, Sandiaga Khawatir Berdampak ke Pariwisata Indonesia

Peristiwa | 6 Oktober 2024, 14:43 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno didampingi Chairman MotoGP Mandalika Troy Reza Warokka dikonfirmasi wartawan usai meninjau Sirkuit Mandalika pada sesi Practice, Jumat (27/9/2024). (Sumber: ANTARA/Nur Imansyah)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengaku khawatir konflik yang meluas di Timur Tengah berdampak ke arus wisatawan ke Indonesia. Salah satu kekhawatiran yang disampaikan Sandiaga adalah penundaan penerbangan menuju Indonesia dari negara asal wisatawan.

"Akan ada dampak perang (terhadap pariwisata Indonesia)," kata Sandiaga kepada wartawan di Yogyakarta, Minggu (6/10/2024).

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengatakan, saat dia pulang dari Eropa, dia mendapati banyak wisawatawan yang mengalami penundaan penerbangan menuju Indonesia.

Baca Juga: Israel Janjikan Tak Akan ada Keringanan Bagi Hizbullah, Klaim Bunuh 440 Anggota Perlawanan Lebanon

Sandiaga pun mengambil langkah dengan mengalihkan rute penerbangan wisatawan menjadi lewat Korea Selatan. Pengalihan  penerbangan ini ditempuh dengan harapan tidak ada penutupan ruang udara seperti yang kerap terjadi di Timur Tengah belakangan ini.

"Saya mengalihkan kunjungan, pulangnya melalui Korea dengan harapan tidak mengurangi penundaan, karena ditutupnya ruang udara," kata Sandiaga dikutip Kompas.com.

Di lain sisi, Sandiaga mengatakan bahwa kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sudah melampaui target 9 juta wisatawan per Agustus 2024. Sandiaga mengaku berharap target kunjungan 14 juta wisatawan bisa terlampaui pada akhir 2024.

"Kita harus sangat mewaspadai dan berhati-hati berkaitan dengan situasi geopolitik internasional ke depan," kata Sandiaga.

Konflik Timur Tengah berpotensi meluas usai situasi antara Israel dengan Hizbullah dan Iran meningkat belakangan ini. Israel diketahui intens menggempur Lebanon sejak pekan terakhir September 2024.

Situasi Timur Tengah telah memanas usai Israel meluncurkan agresi ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu. Agresi militer ini telah membunuh lebih dari 41.000 jiwa di Jalur Gaza.

Perang terbuka di Timur Tengah juga dikhawatirkan meletus usai Israel berupaya meluncurkan serangan darat ke Lebanon dan Iran mengirim gelombang serangan rudal ke Israel. Teheran menyebut gelombang serangan rudal pada awal pekan ini sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas dan pemimpin Hizbullah.

Baca Juga: 1 Tahun Genosida di Gaza: Ekonomi Israel Ditengarai Sedang dalam Proses Kehancuran

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU