> >

Sebabkan Ratusan Kecelakaan, KAI Tutup 130 Perlintasan Sebidang sejak Januari-September 2024

Peristiwa | 5 Oktober 2024, 19:15 WIB
Sejak Januari hingga September 2024, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menutup 130 perlintasan sebidang. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, karena selama ini menjadi salah satu titik rawan terjadi kecelakaan lalu lintas. (Sumber: KAI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Sejak Januari hingga September 2024, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menutup 130 perlintasan sebidang. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, karena selama ini menjadi salah satu titik rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.

VP Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, penutupan itu sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 Pasal 2, yang menyebutkan perlintasan sebidang yang tidak memiliki Nomor JPL, tidak dijaga, dan/atau tidak berpintu yang lebarnya kurang dari 2 m harus ditutup atau dilakukan normalisasi jalur kereta api.

"Tercatat selama periode 2020 s.d September 2024, KAI telah melakukan penutupan perlintasan sebidang liar dan rawan sebanyak 1.298 titik," kata Anne dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/10/2024). 

Anne menyampaikan, sebelum pelaksanaan penutupan, tim KAI telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar perlintasan. 

Baca Juga: Begini Kronologi 4 Warga Tewas Tertabrak Kereta Api di Karawang

Upaya penutupan perlintasan sebidang ilegal ini juga sejalan dengan aturan pada UU No:23 /2007 tentang Perkeretaapian, UU No: 22 /2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 pasal 5 dan 6.

Ia menjelaskan, keberadaan perlintasan sebidang di sebagian tempat melewati permukiman warga dan daerah industri, sehingga rawan terjadi kecelakaan temperan. 

Berdasarkan data dari Januari hingga Agustus 2024 saja, sudah tercatat 535 kejadian temperan di jalur KA dan perlintasan. Pada tahun 2023 telah terjadi 774 kejadian temperan dan 738 kejadian temperan di tahun 2022.

Baca Juga: Daftar Kereta Tarif Khusus Go Show dari Jakarta, Cek di Sini

Anne menuturkan, setidaknya terdapat empat dampak kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api: 

1. Korban jiwa: Timbulnya korban jiwa meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan dari petugas, penumpang, dan pengguna jalan.

2. Kerusakan sarana kereta api: Kerusakan lokomotif, kereta, dan gerbong.

3. Kerusakan prasarana kereta api: Kerusakan rel, bantalan, jembatan, dan alat persinyalan.

4. Gangguan perjalanan kereta api dan pelayanan: Keterlambatan kereta api, penumpukan penumpang, pengalihan ke moda transportasi lain (overstappen).

Baca Juga: Airlangga akan Naikkan Manfaat Uang Tunai dan Biaya JKP Sama dengan Kartu Prakerja

Upaya lain yang dilakukan KAI untuk meningkatkan keselamatan perlintasan sebidang sejak 2020 hingga 2024 meliputi sosialisasi keselamatan dengan melibatkan Dinas Perhubungan, railfans, dan masyarakat, pemasangan 1.553 spanduk peringatan di lokasi rawan, serta penertiban 646 bangunan liar di sekitar jalur KA.

Selain itu, KAI juga mengusulkan pembuatan perlintasan tidak sebidang kepada pemerintah yaitu dengan membangun flyover atau underpass, serta melakukan perawatan dan perbaikan peralatan di perlintasan sebidang. 

Pada saat ini terdapat 3.693 titik perlintasan sebidang yang terdiri dari titik perlintasan terjaga sebanyak 1.883 (50,98%) dan titik perlintasan yang tidak terjaga sebanyak 1.810 (49,01%).

“Kami terus mengimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan disiplin berlalu lintas terutama ketika berada di perlintasan sebidang. Alat utama keselamatan di perlintasan tersebut adalah rambu-rambu lalu lintas," ujarnya. 

"Keberadaan palang pintu dan penjaga pintu hanyalah alat bantu keamanan semata. Jadi solusi utama untuk terhindar dari kecelakaan lalulintas di perlintasan adalah disiplin berlalu lintas," tutup Anne.

 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU