Bertemu Suswono, Seorang Warga Tanah Abang Keluhkan Kesulitan Warga Masuk SMA karena Zonasi
Politik | 3 Oktober 2024, 16:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang warga Tanah Abang bernama Fahri (22) mengeluhkan sulitnya masuk sekolah menengah atas (SMA) karena sistem penerimaan berdasarkan zonasi.
Fahri menyampaikan keluhan tersebut kepada Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono saat mendampingi Ridwan Kamil berkunjung ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Fahri menyebut, banyak anak-anak di Tanah Abang ditolak masuk ke sekolah negeri karena sistem penerimaan berdasarkan zonasi atau jarak rumah ke lokasi sekolah.
"Perihal pendidikan, Pak. Anak-anak di Tanah Abang ini sudah nggak ada anak-anak elit (kaya), mereka susah masuk SMA, sistemnya zonasi, terdekat. Di sini banyak anak-anak butuh sekolah," ujar Fahri, dikutip Kompas.com.
Baca Juga: Strategi Kampanye Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta: Insya Allah Tembus di Atas 50 Persen
Menanggapi keluhan Fahri, Suswono pun menanyakan apakah yang dimaksud adalah banyak warga yang tertolak masuk sekolah.
"Banyak yang tertolak artinya?" tanya Suswono.
"Iya betul, Pak," ucap Fahri.
Selain soal sekolah negeri, Fahri juga mengadu soal banyaknya mahasiswa yang tinggal di Tanah Abang, kini tidak lagi mendapatkan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).
"Kemudian KJMU, Pak, banyak yang tidak dapat lagi. Kalau bisa seluruh Universitas diadakan," ujarnya.
Suswono kemudian menyampaikan, saat ini pemerintah tengah menggodok aturan sekolah swasta gratis, sehingga anak-anak yang ditolak itu dapat melanjutkan studi di sekolah swasta.
"Artinya gini, yang swasta pun nanti akan ada bebas juga biaya, yang swasta, kecuali swasta yang mahal,” kata Suswono sambil menyebut nama salah satu sekolah.
“Tapi kalau sekolah yang biasa sama kayak negeri," jelas Suswono.
Suswono kemudian memastikan akan melanjutkan program-program Pemprov yang bermanfaat bagi warga Jakarta.
Dalam kegiatan itu, Suswono juga mendengarkan aspirasi dari ibu-ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Baca Juga: KPU Terima Laporan Awal Dana Kampanye: RK-Suswono Rp1 M, Dharma-Kun Rp5 Juta, Pramono-Rano 100 Juta
"Kami dari PKK, Pak. Selama ini kami PKK itu memang sosial, tetapi saya minta perhatian, minta digaji ya, Pak," kata ibu-ibu itu.
Ibu PKK itu kemudian langsung menjelaskan sejumlah PKK aktif yang bertugas melakukan sosialisasi terhadap balita dan sosialisasi kepada lansia.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas.com