9 Periset BRIN Masuk Daftar Ilmuwan Top 2% Dunia Versi Stanford University dan Elsevier
Humaniora | 24 September 2024, 10:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sembilan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mencapai prestasi membanggakan dengan terpilih dalam daftar "Top 2% World Ranking Scientist" yang disusun oleh Stanford University dan Elsevier.
Mereka diakui atas kontribusi signifikan di berbagai bidang riset, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Peneliti yang masuk dalam daftar tersebut di antaranya:
- Danny H. Natawidjaja (Geokimia & Geofisika - Ilmu Bumi & Lingkungan),
- Ratih Pangestuti (Kimia Obat & Biomolekuler - Pertanian, Perikanan & Kehutanan),
- Muhammad Reza Cordova (Biologi Laut & Hidrobiologi - Biologi),
- Andri Frediansyah (Fisika Umum - Kedokteran Klinis),
- Ahmad Najib Burhani (Kajian Budaya - Ilmu Sosial),
- Rezzy Eko Caraka (Kecerdasan Buatan & Pemrosesan Gambar - Teknologi Informasi & Komunikasi),
- Zulvikar Syambani Ulhaq (Oftalmologi & Optometri - Kedokteran Klinis),
- Muhammad Adly Rahandi Lubis (Kehutanan - Pertanian, Perikanan & Kehutanan),
- Agung Dwi Laksono (Kedokteran Umum & Internal - Kedokteran Klinis).
Baca Juga: Peneliti BRIN: Perombakan Kabinet Lebih Politis, untuk Lindungi Kepentingan Presiden
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, memberikan apresiasi atas prestasi ini dan menganggapnya sebagai motivasi bagi komunitas ilmiah Indonesia, khususnya sivitas BRIN.
Menurutnya, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa penelitian di Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional dan BRIN telah berhasil menciptakan ekosistem riset yang mendukung peneliti untuk menghasilkan karya yang diakui dunia.
Pemeringkatan ilmuwan ini menggunakan metrik dampak ilmiah seperti jumlah publikasi, sitasi, dan pengaruh jangka panjang dari karya-karya ilmiah. Pengakuan ini diberikan kepada peneliti yang memiliki kontribusi berkelanjutan dan signifikan di komunitas ilmiah global.
"Kami bangga dengan pencapaian para peneliti BRIN yang berhasil masuk dalam jajaran ilmuwan dunia. Ini membuktikan bahwa riset-riset yang dilakukan di Indonesia tidak hanya berdaya saing nasional, tetapi juga internasional," ujarnya dikutip dari Antara.
Muhammad Reza Cordova, salah seorang peneliti yang termasuk ke dalam daftar tersebut menyatakan sangat bersyukur dan berterima kasih kepada tim yang terlibat.
"Kami bersyukur, sebenarnya itu bukan saya pribadi yang melakukan, tetapi ini kerja dari tim. Tanpa dari adanya tim, kami tidak bisa melakukan sampai tahap tersebut," kata Reza di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, jika seseorang sudah memilih jalan hidupnya untuk menjadi seorang akademisi atau periset, maka seseorang tersebut harus mengupayakan yang terbaik untuk dapat dilakukan dan berkontribusi di bidang tersebut.
"Kita harus eager (berkeinginan kuat) dari sana, kita harus tetap dan konsisten untuk melakukan hal tersebut. Tanpa adanya konsisten, tanpa adanya disiplin, kita tidak akan bisa melakukannya," kata Reza.
Baca Juga: KPK Gelar Penggeledahan Rumah di Kalimantan Timur, Diduga Milik Mantan Gubernur
Penulis : Kiki Luqman Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV