> >

Soal Pembentukan Angkatan Siber TNI, Menko Polhukam: Kita Hadapi Proxy War, Perang Propaganda

Politik | 23 September 2024, 20:48 WIB
Menko Polhukam Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto di gedung DPR, Jakarta, Senin (23/9/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menegaskan bahwa perintah pembentukan angkatan siber sebagai matra keempat TNI sudah datang dari Presiden RI Joko Widodo. Wacana pembentukan angkatan siber TNI pun disebutnya diperhatikan oleh Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.

Meskipun demikian, Hadi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah pembentukan angkatan siber sejauh ini atau apakah matra keempat ini akan dibentuk pada era Joko Widodo atau Prabowo Subianto.

Baca Juga: Panglima TNI Ungkap Jokowi Sudah Perintahkan Pembentukan Angkatan Siber

"Pak Presiden sudah memerintahkan untuk membentuk matra keempat, termasuk Presiden Terpilih (Prabowo) kan concern dengan matra keempat," kata Hadi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2024).

"Angkatan keempat ini, matra siber ini adalah perang pikiran. Jadi, bagaimana kita bisa mempengaruhi bahwa peperangan ini bisa kita menangkan."

Hadi menjelaskan, angkatan siber dibutuhkan untuk menghadapi serangan siber dari luar, termasuk dari serangan dari aktor non-negara. Eks panglima TNI itu juga menganggap serangan siber sebagai salah satu bentuk pertempuran modern.

"Matra siber, matra keempat, ini adalah bagaimana kita menghadapi serangan-serangan siber dari luar ya, ini kan non-state. Dalam pertempuran modern saat ini, center of gravity kita sekarang adalah perang siber," kata Hadi dikutip Antara.

Lebih lanjut, Hadi menjelaskan bahwa angkatan siber dibutuhkan terkait kemampuan negara menghadapi perang proksi dan perang asimetris. Dalam konteks perang siber, menurutnya, perlu sistem yang memadai untuk menghalau serangan.

"Perang siber ini memerlukan bagaimana kita menghadapi perang proxy war, perang asimetris, kemudian ada lagi perang-perang propaganda," katanya.

Hadi kemudian berpendapat bahwa Indonesia pernah terlibat perang siber saat menduduki Timor Leste antara 1975-1999. 

"Saya ingatkan bahwa pada waktu (konflik) Timor Leste, itu juga kita sudah melakukan perang siber, namun kita pada waktu itu belum menyiapkan perang-perang siber tersebut," kata Hadi.

Baca Juga: Pilot Susi Air Akhirnya Bebas, Kapolri Apresiasi Personel Gabungan TNI-Polri

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU