> >

Kasus Bullying di SMA Jaksel, Kuasa Hukum Korban: Sekolah dan Terduga Pelaku Memutarbalikkan Fakta

Hukum | 18 September 2024, 22:26 WIB
Ilustrasi perundungan atau bullying. RE (16), korban dugaan bullying di salah satu SMA swasta di Simprug, Jaksel dan keluarga menyayangkan sikap pihak sekolah dan para terduga pelaku.  (Sumber: Freepik)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - RE (16), korban dugaan bullying atau perundungan di salah satu SMA swasta di Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (Jaksel) dan keluarga menyayangkan sikap pihak sekolah dan para terduga pelaku.

Hal itu dikarenakan pihak sekolah dan para terduga pelaku justru dinilai memutarbalikkan fakta terkait perundungan yang dialami RE.

"Dari pihak sekolah maupun dari kuasa hukum anak-anak yang terduga melakukan kekerasan itu semua menyangkal dan memutarbalikkan fakta," kata Kuasa hukum RE, Sunan Kalijaga, di Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (18/9/2024).

"Dibilang kalau anak korban lah yang menantang-menantang dan berkelahi. Jadi saya rasa wajar kalau anak korban dan orang tua korban kecewa," sambungnya.

Ia juga menyebut sikap kliennya yang terlihat baik dari CCTV sekolah, maupun video, tidak menunjukkan jika korban yang mengajak berkelahi. Terlebih RE merupakan anak baru di sekolah tersebut.

"Kita bicara sebenarnya pakai logika, karena hukum kan ada logika hukum, bagaimana mungkin anak baru menantang murid lain," ujarnya.

"Kalau kita lihat di CCTV, anak korban jalan digiring beberapa temannya itu kan tidak normal ya. Dia (korban) berjalan sementara di kanan kirinya ada orang, di belakangnya ada tiga orang, jadi dia berjalan itu terpaksa," ucapnya.

Sementara dilihat di video rekaman pada saat perkelahian, Sunan menyebut posisi korban tampak tidak siap untuk berkelahi.

"Kalau memang korban menantang untuk perkelahi, pasti begitu aba-aba dia akan pasang kuda-kuda, sepakat ya, masyarakat tidak bodoh. Tapi faktanya di video itu anak ini tangannya dua-duanya ke bawah dan menunduk," jelasnya.

Baca Juga: Kriminolog soal Kasus Bullying di Salah Satu SMA Jaksel: Generasi Kita sedang Diserang Tsunami Moral

Melihat hal itu, Sunan pun menyebut secara psikologis korban tidak siap untuk bertanding.

"Ketika dia (korban) dipukul pipi sebelah kirinya, disitulah dia harus melakukan upaya bela diri. Sekarang orang ingin bela diri kok jadi salah," tegasnya.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU