> >

Mengenang Faisal Basri, Ekonom Senior yang Kritis terhadap Pemerintah

Peristiwa | 5 September 2024, 07:43 WIB
Almarhum Ekonom Senior Faisal Basri tengah berdiskusi dengan Wartawan Senior Kontan Titis Nurdiana, di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (20/8/2024). (Sumber: Kompas TV/Dina Karina )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia di RS Mayapada, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Berita ini sangat mengejutkan penulis, lantaran pada Selasa (20/8) lalu, almarhum masih membagikan pemikirannya tentang perekonomian Indonesia di program Business Talk Kompas TV. 

Petang itu, Bang Faisal, begitu kami biasa menyapa, datang seorang diri ke Studio 1 Menara Kompas di Palmerah. Dengan mengenakan topi pet yang menjadi ciri khasnya, kemeja berwarna gelap dan menggendong ransel, ia mengatakan sudah seharian beraktivitas dalam berbagai diskusi. 

Penulis pun menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada Faisal saat itu, karena masih mau menyempatkan diri hadir ke studio Kompas TV. Setelah syuting, kami kembali berbincang dan ia bercerita jika ibunya sedang koma di rumah sakit, setelah jatuh dari kamar mandi. 

Tapi siapa sangka, dua minggu kemudian, kami mendengar kabar duka kepergian Bang Faisal. 

Faisal Basri selama ini dikenal sebagai ekonom yang kritis terhadap pemerintah. Banyak kritiknya yang membuat gerah. Tapi ada satu pernyataan menarik di tengah perbincangan kami saat itu.

Baca Juga: Ekonom Faisal Basri Meninggal Dunia, Akan Dimakamkan Sore Ini

Penulis pertama kali bertemu dengan Faisal Basri ketika meliput Pilkada DKI 2012. Saat itu, Faisal mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen. 

"Saat itu politik masih menyenangkan, menggembirakan," ucap Faisal.  

Kala itu, Faisal maju bersama Biem Benyamin. Paslon lainnya adalah Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama, Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini, Alex Noerdin- Nono Sampono, serta Hendardji Soepandji dan Ahmad Riza Patria. 

Mengutip laman LPEM FEB UI, Faisal Basri adalah salah seorang keponakan dari mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik. Faisal menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat (1988).

Kariernya sebagai akademisi dimulai sebagai Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi (1981-sekarang). 

Baca Juga: Ekonom Senior, Faisal Basri Kritik Pemerintah Impor Beras 3 Juta Ton Jelang Pilpres

Ia juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Faisal juga pernah diamanatkan menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEBUI (1995-1998), Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003), Pendiri Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) (1995-2000).

Sementara di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).

Ia memiliki website pribadi yang memuat tulisan-tulisan dari pemikirannya. 

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU