> >

Pengamat: Kesederhanaan Paus Fransiskus Harus Jadi Contoh bagi Pejabat di Indonesia

Peristiwa | 4 September 2024, 21:20 WIB
Paus Fransiskus saat berada di Gereja Katedral di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024). (Sumber: Indonesia Papal Visit Committee)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik Pieter C. Zulkifli menilai kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia membawa pesan moral bagi dunia politik di Tanah Air.

Selain seruan persaudaraan, menurutnya, Paus memberikan contoh positif tentang hidup dalam kesederhanaan.

Menurut dia, kesederhanaan Sri Paus kontras dengan gaya hidup hedonis serta perilaku korupsi yang sering ditemukan di kalangan pejabat Indonesia.

Pieter mengajak elite politik dan pejabat-pejabat publik untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang Sri Paus pegang dalam menjalankan tugas.

"Kunjungan diplomatik dan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia sarat dengan pesan moral dan seruan persaudaraan, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat beragama. Satu pesan moral yang kuat yakni kesederhanaan yang dicontohkan oleh Paus," kata Pieter dalam keterangannya, Rabu (4/9/2024).

Baca Juga: Paus Fransiskus Tiba di Gereja Katedral Jakarta, Disambut Anak-anak dan Alunan Angklung

Bagi dia, tidak ada yang kebetulan dalam dunia. Begitu pula dengan kedatangan pemimpin Gereja Katolik sedunia itu ke Indonesia.

Ia menilai sosok yang sangat dihormati itu datang dengan kesederhanaan yang luar biasa. Yang terpenting, memberikan pesan moral yang kuat di tengah maraknya gaya hidup hedonis di kalangan pejabat Indonesia dan keluarganya.

"Paus Fransiskus, meskipun bisa saja memilih fasilitas mewah seperti pesawat jet pribadi, kamar suite termewah, atau limusin anti eluru, justru memilih untuk melakukan perjalanan dengan pesawat komersial, menginap di Kedutaan Vatikan, dan menggunakan mobil sederhana, Kijang Zenith, tanpa kaca anti peluru," ujarnya.

Pieter menuturkan, saat menumpangi mobil yang menjemputnya, Sri Paus justru duduk di depan, tepatnya di samping pengemudi dengan kaca jendela yang terbuka.

"Kesederhanaan Paus ini bukan sekadar simbol, tetapi sebuah pesan yang kuat: kepemimpinan sejati tidak diukur dari harta atau kekayaan, melainkan dari ketulusan, pelayanan, dan pengabdian kepada orang lain," ungkapnya.

"Paus menunjukkan bahwa kekuasaan tidak harus datang dengan kemewahan, tetapi seharusnya disertai dengan kerendahan hati dan kesederhanaan."

Baca Juga: Di Depan Paus Fransiskus, Jokowi Apresiasi Sikap Vatikan Terus Serukan Perdamaian di Palestina

Selain itu, kata dia, gaya hidup Sri Paus berbanding terbalik dengan gaya hidup sebagian besar pejabat di Tanah Air.

Ia mengatakan mobil mewah, rumah megah, dan barang-barang bermerek sering kali menjadi penanda status sosial para pejabat di Indonesia. Padahal, tugas utama mereka adalah melayani rakyat, bukan mempertontonkan kekayaan.

"Pengusaha diperas, rakyat kecil dikriminalisasi dan ditindas, tetapi para penjahat justru dilindungi," kata mantan ketua Komisi III DPR RI tersebut.

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU