Apa Saja Tanda dan Dampak dari Gempa Bumi Megathrust? Berikut Penjelasannya
Peristiwa | 22 Agustus 2024, 00:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa bumi megathrust kini menjadi topik hangat di media sosial karena diprediksi akan mengguncang Indonesia dengan potensi menyebabkan tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan mengenai kemungkinan terjadinya gempa bumi berkekuatan besar atau megathrust di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Tengah.
BMKG sebelumnya memprediksi potensi gempa megathrust ini berdasarkan pengamatan adanya seismic gap di zona Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Seismic gap ini adalah area di mana aktivitas seismik cenderung rendah dalam jangka waktu yang lama, namun memiliki potensi untuk menghasilkan gempa besar.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Muhammad Chomsul menyebutkan, ada empat wilayah di Jawa Tengah yang berpotensi terkena dampak dari gempa megathrust ini.
Keempat wilayah tersebut adalah Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen.
Masyarakat di wilayah tersebut diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.
“(Risiko gempa megathrust) itu di Jateng ada empat kabupaten, yaitu Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen,” kata Chomsul dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/8/2024).
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG 22 Agustus 2024: 13 Wilayah Berpotensi Dilanda Hujan Lebat hingga Ekstrem
Lalu apa saja tanda dan dampak saat terjadi gempa bumi megathrust?
Berdasarkan informasi dari laman Earthquakes Canada, ada beberapa tanda yang menunjukkan terjadinya gempa bumi, terutama yang berhubungan dengan gempa megathrust.
Berikut adalah beberapa tanda dan dampak usai terjadinya gempa bumi tersebut:
- Tenggelamnya pantai luar secara tiba-tiba: Salah satu indikasi terjadinya gempa megathrust adalah penurunan mendadak pada pantai luar. Perubahan ini bisa menyebabkan hilangnya daratan yang sebelumnya berada di atas permukaan laut.
- Tumbuh-tumbuhan mati: Ketika gempa megathrust terjadi, tumbuh-tumbuhan yang ada di daerah terdampak bisa mati secara massal. Usia tumbuhan yang mati ini bisa dihitung untuk mengetahui kapan gempa tersebut terjadi.
- Tanah longsor di bawah laut: Gempa megathrust bisa memicu tanah longsor di dasar laut, yang terjadi ketika material dari landas kontinen bergerak ke laut dalam. Endapan dari longsor ini dapat diidentifikasi melalui sampel inti yang diambil dari dasar laut.
- Dampak pada bangunan: Gempa megathrust memiliki potensi untuk merusak bangunan besar di area yang terdampak karena kekuatan gempa yang bisa mencapai lebih dari 7 hingga 8 magnitudo. Selain itu, durasi guncangan gempa megathrust cenderung lebih lama dibandingkan dengan gempa biasa, bahkan bisa berlangsung beberapa menit.
- Pemicu tsunami: Gerakan dorong vertikal yang besar di dasar laut akibat gempa megathrust dapat memindahkan sejumlah besar air, yang kemudian bergerak sebagai gelombang tsunami. Tsunami ini bisa menyebabkan kerusakan besar di daerah pesisir.
Penting untuk diingat bahwa meskipun gempa megathrust tidak sering terjadi, dampaknya bisa sangat besar.
Sehingga pemantauan dan kesiapsiagaan adalah hal yang sangat penting untuk mengurangi risiko bencana.
Baca Juga: Potensi Gempa Megathrust di Empat Wilayah Jawa Tengah, Mana Saja?
Penulis : Kiki Luqman Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV