> >

Puluhan Kiai Minta PBNU 'Perbaiki' PKB, Sebut Dulu Diancam Carok demi Mendirikan Partai

Politik | 13 Agustus 2024, 05:31 WIB
Sejumlah kiai saat pertemuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (12/8/2024). (Sumber: Kompas.tv/Ant/PBNU)

JOMBANG, KOMPAS.TV - Puluhan kiai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pengasuh pondok pesantren meminta PBNU "memperbaiki" Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Para kiai disebut meminta PBNU segera mengambil langkah strategis terkait PKB.

Puluhan kiai tersebut berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (12/8/2024). Pertemuan para kiai ini dipimpin oleh tim Pansus PKB Bentukan PBNU, digawangi Anwar Iskandar dan Amin Said Husni.

"Bisa saya simpulkan ada dua kesepakatan dalam pertemuan ini. Pertama, para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris dan kultural,” kata Anwar membacakan hasi kesepakatan para kiai, Senin (12/8).

Baca Juga: Said Aqil Minta PKB Jadikan Kritikan PBNU Bak Jamu: Pahit Tidak Apa, Asal Sembuh

Kata Anwar, keputusan tersebut diambil karena para kiai merasa PKB semakin jauh dari "marwah utama" saat partai berlambang bola dunia itu didirikan. 

Sementara itu, Amin Said Husni menyebut kepengurusan PKB, mulai tingkat DPP hingga ke bawah seharusnya hampir sama dengan struktur di NU. 

Amin pun menuduh partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu telah mengebiri fungsi dewan syuro. Menurutnya, dewan syuro seharusnya menjadi penentu utama partai.

"Ada rois syuriah di PKB dinamakan dewan syuro. Ada tanfidziyah di PKB dinamakan dewan tanfidz. Hanya beda nama dikit, tapi fungsinya hampir sama,” kata Amin.

“Dulu sama dengan NU, malah calon ketua dewan tanfidz harus seizin dewan syuro. Tapi sekarang ketua dewan tanfidz penunjukan DPP yang dalam hal ini ketua umum."

Amin menambahkan, para kiai yang berkumpul di Tebuireng menilai bahwa PKB sudah terlalu jauh meninggalkan NU. Para kiai itu pun menyinggung peran kiai NU yang rela menempuh bahaya demi mendirikan PKB.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU