Cerita di Zaman Revolusi: AR Baswedan Tak Tahu Jadi Menteri karena di Rumah Tak Ada Listrik
Humaniora | 4 Agustus 2024, 07:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kisah-kisah unik dan lucu di seputar zaman revolusi, layak dijadikan bahan pelajaran. Revolusi tidak melulu soal pertempuran, tapi juga manusia yang hidup serba kekurangan meski punya andil terhadap kemerdekaan.
Salah satu kisah yang cukup menarik adalah saat pengumuman susunan kabinet. Ternyata, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Bahkan tanpa kasak-kusuk dari pihak yang akan diangkat. Menteri Agama H. M Rasjidi misalnya, baru tahu diangkat jadi menteri setelah membaca koran Merdeka yang memuat susunan kabinet.
Hal yang sama terjadi pada Abdul Rahman Baswedan (AR Baswedan), yang kala itu diangkat menjadi Menteri Muda Penerangan pada kabinet Sjahrir pada 14 Agustus 1946 atau setahun setelah Indonesia merdeka.
Pelantikan dilakukan pada 5 Oktober 1946 di rumah Presiden Soekarno di Cirebon, Jawa Barat.
Menurut Baswedan, dalam buku Biografi AR Baswedan Membangun Bangsa Merajut Keindonesiaan (Kompas, 2014), tidak ada briefing dilakukan terlebih dahulu atas penunjukan para menteri saat itu. Pengangkatannya bahkan diumumkan lewat radio oleh Wangsa Wijaja.
Baca Juga: Profil Prabu Revolusi yang Sekarang Diangkat Jadi Komisaris Kilang Pertamina
Namun, kondisi dan situasi yang serba darurat membuat banyak menteri tidak tahu mereka sudah diangkat. Termasuk AR Baswedan.
"Waktu itu Baswedan di Solo tinggal di rumah yang tidak ada listriknya, sehingga ia sendiri tidak mendengar langsung suara Radio RRI tentang pengangkatannya tersebut," demikian tercantum dalam buku itu, yang ditulis oleh Suratmin dan Didi Kwartanada.
Baswedan, yang juga kakek mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu, baru tahu setelah teman-temannya di PAI (Partai Arab Indonesia) dengan gembira memberitahunya. Pengangkatan tersebut sangat mungkin karena Sutan Sjahir punya hubungan erat saat di zaman penjajahan Jepang.
Baca Juga: Sisi Lain Indonesia setelah Revolusi Kemerdekaan: Penyakit Sifilis Meningkat
Sebagai Menteri Muda Penerangan, AR Baswedan sering diajak Presiden Soekarno untuk mendatangi rapat raksasa di Solo. Pada saat itu, tugas Menteri Muda Penerangan adalah memberikan informasi dua arah, dari pemerintah ke masyarakat luas dan sebaliknya ia juga bertugas menyampaikan kepada presiden hasil penelitian atau melaporkan masalah yang dihadapi rakyat kepada presiden. Termasuk kecaman-kecaman mereka terhadap presiden.
"Sehingga kadang-kadang menjengkelkan, tetapi hal itu tak diherankan Baswedan," tulis buku tersebut.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV