Hari Anak Nasional dan Kisah "Anak Sekecil Itu Berkelahi dengan Waktu, Dipaksa Pecahkan Karang..."
Humaniora | 23 Juli 2024, 12:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap tanggal 23 Juli senantiasa diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Tahun ini, secara nasional dirayakan di Papua bersama Presiden Joko Widodo dan jajarannya.
Pada 2024, peringatan Hari Anak Nasional memiliki makna khusus karena bertepatan dengan berakhirnya rangkaian Pemilu 2024 dan terpilihnya pemerintahan baru untuk periode 2024-2029.
Maka setelah Pemilu 2024, janji-janji yang diutarakan oleh para kandidat kini diuji, termasuk komitmen pemerintahan terpilih dalam memenuhi hak-hak anak. Salah satunya hak anak terhadap pendidikan yang layak. Saat ini, akses terhadap pendidikan masih menjadi permasalahan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, terdapat 2,5 juta anak usia 7-12 tahun yang tidak bersekolah. Artinya, bisa jadi mereka sudah bekerja membantu ekonomi keluarga.
Baca Juga: Pesan Jokowi di Hari Anak Nasional ke-40, Tekankan Pentingnya Anak-anak sebagai Pemimpin Masa Depan
Ternyata keprihatinan terhadap anak-anak di dunia kerja sudah dinyanyikan oleh Iwan Fals lewat lagu Sore Tugu Pancoran yang rilis pada 1985. Nyaris 40 tahun silam disuarakan lewat lirik lagu.
Iwan Fals dalam sebuah tayangan Youtube mengakui bahwa lagu tersebut terinspirasi saat dia sering lewat kawasan Tugu Pancoran, sebuah kawasan di Jakarta Selatan yang terkenal dengan tugu dirgantaranya. Nah, dulu di bawah tugu itu, yang merupakan jalan ramai, banyak orang berjualan termasuk yang dijajakan oleh anak-anak.
"Dulu kalau mau ke studio banyak anak-anak mengasong, usianya belum cukup untuk menanggung beban itu," kata Iwan. "Harusnya mereka ada di sekolah, bahkan terkadang menjadi tulang punggung keluarganya," katanya dengan miris.
Nah, dari sanalah lagu Sore Tugu Pancoran yang mengisahkan seorang penjaja koran bernama Budi, harus 'berkelahi dengan waktu' dan 'memecahkan karang' demi impiannya.
Baca Juga: Iwan Fals Gelar Konser Gratis Tur 25 Kota, Hari Pertama di Sukabumi pada 8 Juni 2024
Berikut liriknya:
Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan Tugu Pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang magrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV