> >

Mengapa Pak Harto Tidak Menyiapkan Putra Mahkota? Sejumlah Menteri Orde Baru Membeberkan Alasannya

Humaniora | 20 Juli 2024, 07:20 WIB
Presiden Soeharto saat dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia, 27 Maret 1968. (Sumber: KOMPAS/Pat Hendranto)

"Kekuatan beliau (Pak Harto) dalam kepemimpinannya dikarenakan beliau sangat menjunjung tinggi konstitusi dan aturan-aturan yang disepakati di dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Misalnya soal masa jabatan lima tahun. Dalam berbagai kesempatan, beliau mengemukakan bahwa masa jabatan itu lima tahun. Tetapi bisa dipilih kembali. Di situ memperlihatkan beliau mempunyai konsistensi yang tinggi terhadap konstitusi. Saya kira itu kekuatan beliau. Apa yang dilakukannya bisa dipertanggungjawabkan secara konstitusional," kata Akbar yang pernah duduk menjadi Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar itu. Akbar kini sering disebut sebagai mentor para aktivis selain politikus senior. 

Pak Harto mundur sebagai presiden pada 21 Mei 1998 setelah terjadinya krisis moneter hingga krisis politik. Dia digantikan oleh wakilnya, Baharuddun Jusuf Habibie. Pak Harto meninggal dunia pada 27 Januari 2008 dalam usia 86 tahun. 

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU