Ada Fenomena Atmosfer, Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini Saat Musim Kemarau
Peristiwa | 10 Juli 2024, 04:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia, meski telah memasuki musim kemarau.
Fenomena ini dijelaskan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers bertajuk 'Hujan Lebat pada Musim Kemarau' pada Senin (8/7/2024) dikutip dari situs BMKG.
"Sepekan ke depan masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia meskipun telah memasuki musim kemarau," kata Dwikorita.
Penyebab Peningkatan Curah Hujan
Dwikorita menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh tiga fenomena atmosfer utama:
- Madden Julian Oscillation (MJO)
- Gelombang Kelvin
- Gelombang Rossby Equatorial
Baca Juga: Cuaca Buruk di Indonesia Muncul Fenomena Bediding, Ini Penjelasan BMKG
MJO menyebabkan pergerakan kumpulan awan hujan dari Samudra Hindia sebelah timur Afrika menuju Samudra Pasifik, melintasi wilayah Indonesia dari barat ke timur.
Sementara itu, gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial juga berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, suhu permukaan laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia turut mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Wilayah Terdampak Hujan Lebat
BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk periode 8-14 Juli 2024. Wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat petir dan angin kencang, meliputi:
- Sebagian besar wilayah Sumatra
- Sebagian Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Maluku
- Maluku Utara
- Papua
- Khusus untuk Pulau Jawa, potensi hujan diperkirakan akan menurun mulai tanggal 11 Juli 2024.
Baca Juga: Kata BMKG soal Cuaca Ekstrem Jelang Puncak Musim Kemarau di Indonesia
Faktor Geografis dan Dinamika Cuaca
Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, bmkg.go.id