> >

Amien Rais Ingin Pilpres Dipilih oleh MPR, Gerindra: Enggak Gampang

Politik | 7 Juni 2024, 09:56 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman di kantor Bawaslu Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman merespons usulan Ketua MPR periode 1999-2004 Amien Rais yang mengusulkan agar pemilihan presiden (pilpres) kembali dipilih oleh MPR. 

Menurut dia, untuk mengembalikan sistem pemilihan itu tak mudah, karena itu akan melalui proses yang amat panjang dan akan menimbulkan gejolak politik.

"Masih jauh ya, pembahasannya masih jauh ya. Karena kita enggak gampang karena kan pemilu dari memilih dipilih MPR ke DPR itu kan proses yang sangat sangat panjang dan itu peristiwa politik yang amat besar yaitu reformasi 98," kata Habiburokhman kepada wartawan, Kamis (6/6/2024).

Ia menilai, amendemen UUD 1945 pada 1998 merupakan peristiwa politik yang ekstrem pasca reformasi.

Baca Juga: All Out Dukung Khofifah-Emil di Pilkada Jawa Timur, Gibran: Dulu di Pilpres Total mendukung Saya

"Apakah kita kembali lagi ke MPR artinya kita extreme to extreme to extreme lagi kan. Apakah ada solusi yang lain, tidak murni seperti 98 ke belakang ya kan. Di zaman orde baru tapi ada semacam jalan tengahnya tapi kita harus perhatikan ini yang paling penting aspirasi publik," katanya.

Ia mengimbau bila memang wacana amendemen UUD 1945 itu akan ditindaklanjuti, sebaiknya peran serta masyarakat dalam pembahasannya harus dilibatkan penuh.

"Pendapat masyarakat tuh seperti apa soal pemilihan umum presiden dan wakil presiden ini. Apakah sudah capek dengan gaya pilpres yang melelahkan seperti 3 pemilu terakhir atau memang tetep happy masyarakatnya," ujarnya.

Dia menyebut untuk kalangan politisi sebenarnya sudah lelah dengan sistem pemilu langsung.

"Kalau di tingkat politisi kaya kami nih yang bertempur di pilpres tentu sangat melelahkan model pilpres dipilih langsung oleh rakyat. Tapi kan kami tidak bisa memutus hanya berdasarkan kepentingan dan situasi kami melihat aspirasi publik aspirasi masyarakat seperti apa. Apakah mereka merasa haknya diambil kan tidak bisa juga kita sewenang wenang seperti itu," kata dia.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU