> >

Singapura Laporkan Lonjakan Covid-19, Kemenkes Ingatkan Prokes Penting Hadapi Varian KP.1 dan KP.2

Peristiwa | 23 Mei 2024, 03:15 WIB
Ilustrasi. Pemerintah Indonesia mewaspadai penyebaran Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 yang sedang bersirkulasi di Singapura. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Singapura, ada peningkatan kasus COVID-19 dari 13.700 kasus selama periode 28 April sampai 4 Mei, menjadi 25.900 kasus pada periode 5-11 Mei 2024. (Sumber: The Economics )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menyampaikan bahwa meskipun belum ada bukti varian Covid-19 KP.1 dan KP.2 menyebabkan sakit berat, penerapan protokol kesehatan tetap penting dilakukan sebagai upaya pencegahan.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi laporan Pemerintah Singapura tentang dominasi subvarian KP.1 dan KP.2 di negara tersebut.

"Belum ada indikasi, baik di global ataupun di lokal Singapura, bahwa dua subvarian ini menjadi lebih menular ataupun menjadi lebih menyebabkan sakit berat, dibandingkan dengan varian yang lainnya," kata Syahril dikutip dari Antara, Rabu (22/5/2024).

Meski demikian, Pemerintah Indonesia tetap mewaspadai penyebaran Covid-19 varian KP.1 dan KP.2.

Baca Juga: Kemenkes Bicara soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Varian Baru?

Data resmi Kementerian Kesehatan Singapura menunjukkan adanya peningkatan kasus Covid-19 dari 13.700 kasus pada 28 April-4 Mei menjadi 25.900 kasus pada periode 5-11 Mei 2024.

Syahril menjelaskan bahwa rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di Singapura juga mengalami kenaikan dari 181 kasus pada minggu ke-18 menjadi 250 kasus pada minggu ke-19.

Namun, rerata kasus yang masuk Unit Perawatan Intensif (ICU) harian tetap rendah, yakni 3 kasus (minggu ke-19) dan 2 kasus (minggu ke-18).

Secara global, subvarian JN.1 masih mendominasi dengan proporsi 54,3 persen.

Baca Juga: Menkes Budi Sadikin: Kasus Covid-19 dari Singapura Pasti Masuk ke Indonesia

Sementara di Singapura, gabungan KP.1 dan KP.2 telah mencapai lebih dari dua pertiga kasus Covid-19. WHO pun telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM) hingga 3 Mei 2024.

Hingga 3 Mei 2024, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan KP.2 sebagai Variant Under Monitoring (VUM).

Di kawasan ASEAN, berdasarkan data GISAID per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1. Varian KP terdeteksi di Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Singapura, tetapi belum ditemukan di Indonesia.

"Sampai Mei 2024, kasus Covid-19 di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Subvarian KP belum ditemukan," tegas Syahril.

 

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU