Selain Resmikan Starlink, Luhut Ajak Elon Musk Ikut Rehabilitasi Mangrove di Indonesia
Peristiwa | 19 Mei 2024, 20:41 WIBDENPASAR, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengajak bos SpaceX, Elon Musk berkontribusi merehabilitasi hutan mangrove di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Luhut ketika membuka Tri Hita Karana - World Economic Forum di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura, Bali, Minggu (19/5/2024).
Luhut bertemu Elon Musk di Bali, Minggu (19/5) pagi. Miliarder Amerika Serikat (AS) itu datang ke Indonesia untuk meresmikan layanan Starlink.
"Isu lain yang saya diskusikan mengenai mangrove. Saya bilang Anda selalu berbicara mengenai roket dan seterusnya, tapi Anda juga seharusnya bicara tentang perubahan iklim, salah satu isunya adalah mangrove," kata Luhut.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tak Beri Insentif kepada Starlink Milik Elon Musk, Tetap Dievaluasi Berkala
Luhut pun mengundang Elon hadir di acara peletakan batu pertama Pusat Penelitian Mangrove di Bali.
Acara peletakan batu pertama Pusat Penelitian Mangrove digelar pada Minggu (19/5).
"Menurut saya ini sangat penting dalam isu perubahan iklim dan kita bisa berbuat banyak bersama-sama dan saya sangat senang KEK juga bekerja erat dengan memfasilitasinya," kata Luhut dikutip Antara.
Luhut menyampaikan, Indonesia memiliki program rehabilitasi ekosistem mangrove di kawasan seluas 600 ribu hektare yang tersebar di berbagai wilayah Tanah Air.
Penanaman kembali sudah dilakukan di lahan seluas 200 ribu hektare untuk tahapan pertama dengan proses yang masih berjalan sampai saat ini.
Sebelumnya, Elon Musk bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi meresmikan layanan Starlink di Puskesmas Sumerta Kelod Denpasar. Elon diketahui bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menyediakan layanan internet di bidang kesehatan.
Dalam kesempatan tersebut, Budi menyatakan, internet Starlink akan dapat dinikmati 3.400 puskesmas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Menurut Budi, dari 10.000 puskesmas di Indonesia, terdapat 2.700 puskesmas yang sulit mengakses internet dan 700 tidak memiliki akses internet.
"Kita memang punya 10.000 puskesmas yang sekarang kita digitalisasi agar layanan- layanan yang sebelumnya tidak bisa disampaikan di puskesmas, sulit diakses masyarakat jadi bisa diakses," kata Budi.
Baca Juga: Pelestari Mangrove, Slaman Hidupkan Lahan Kritis di Pamekasan Selama 38 Tahun
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV