> >

Analis Politik Duga PKS Ingin Dilobi, tapi Akan Dipaksa untuk Berada di Luar Pemerintahan

Politik | 16 Mei 2024, 08:14 WIB
Pengamat politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam, Kamis (1/6/2023) di Kompas Petang, Kompas TV. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ingin agar pihak Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melobi mereka untuk bergabung.

Menurutnya, hal itu dapat terlihat dari sikap Sekjek dan juru bicara PKS yang belakangan menunjukkan sikap wait and see.

"Melalui sikap Sekjen PKS dan juga sejumlah jubirnya yang belakangan menunjukkan sikap wait and see, mengindikasikan bahwa sebenarnya PKS ingin dilobi dan membuka pintu untuk kompromi dan negosiasi," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Namun, Umam berpendapat bahwa kubu Prabowo-Gibran belum tergerak membuka pintu untuk PKS. Ia bahkan menyebut PKS akan dipaksa berada di luar pemerintahan.

Baca Juga: Politikus PKS Tidak Setuju Jumlah Kementerian Ditambah

"Karena itu, mencermati nuansa psikologis dalam relasi Prabowo dan PKS tersebut, ditambah lagi serangan-serangan PKS terhadap Jokowi selama ini, maka besar kemungkinan PKS akan 'dipaksa' untuk berada di luar pemerintahan," ujarnya.

Sebelumnya, diberitakan, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut sikap PKS terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran akan ditentukan dalam rapat Majelis Syuro PKS.

"Itu akan diputuskan di Majelis Syuro," kata Mardani, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (14/5/2024).

Diketahui, PKS pernah mengundang Prabowo untuk menghadiri acara halalbihalal pada 27 April 2024.

Namun, Prabowo tidak menghadiri undangan halalbihalal tersebut dengan alasan ada kegiatan lain yang harus dihadiri.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : kompas.com


TERBARU