> >

Daftar Obat-obatan yang Wajib Dibawa ke Tanah Suci Saat Ibadah Haji

Humaniora | 10 Mei 2024, 13:28 WIB
Kementerian Agama mencatat ada 45.000 calon jemaah haji yang berusia lanjut (lansia) yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Kemenag meminta para calon Jemaah yang berusia 65 tahun ke atas itu, serta calon jemaah haji lainnya, untuk menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat. (Sumber: Kemenag)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Agama mencatat ada 45.000 calon jemaah haji yang berusia lanjut (lansia) yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Kemenag meminta para calon Jemaah yang berusia 65 tahun ke atas itu, serta calon jemaah haji lainnya, untuk menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat.

Berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di tanah suci.

"Ada beberapa penyakit yang sering dialami jemaah haji, yaitu: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diakibatkan karena kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu yang drastis di Mekah dan Madinah," kata Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Leksmana, di Madinah, Kamis (9/5/2024).

"Gangguan pencernaan, seperti diare, muntah, atau sakit perut, yang disebabkan oleh perubahan pola makan, air minum yang berbeda, dan sanitasi yang mungkin tidak memadai juga perlu diwaspadai," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.

Selain itu, dehidrasi menjadi risiko yang serius terutama jika jemaah tidak cukup minum air. Lantaran suhu di Mekkah dan Madina bisa mencapai 40 derajat celcius.

Baca Juga: Bacaan Doa untuk Orang yang Akan Berangkat Haji dalam Bahasa Arab dan Artinya

Penyakit kulit, infeksi jamur, ruam panas, atau luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembapan yang tinggi.

"Penyakit menular, seperti flu, demam, atau penyakit menular lainnya karena interaksi dengan jemaah dari berbagai negara dengan kondisi kesehatan yang berbeda juga perlu diantisipasi," ujarnya.

Leksmana menambahkan, penyakit yang sudah diderita calon jemaah sebelumnya seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung, bisa menjadi lebih sulit dikontrol. Hal itu karena perubahan pola makan, kurang istirahat, dan stres selama perjalanan.

"Serta trauma atau cedera, terutama karena kerumunan besar dalam melakukan ritual seperti tawaf dan melempar jumrah," tuturnya.

Baca Juga: Tips Melatih Fisik agar Kuat Menjalani Ibadah Haji

Untuk itu, ia merekomendasikan beberapa obat yang disarankan untuk dibawa oleh jemaah haji, yaitu:

1. Obat Antidiare,

2. Obat Pencernaan,

3. Obat Pereda Nyeri,

4. Obat Alergi,

5. Obat untuk masalah Kulit,

6. Obat flu dan batuk,

7. Obat Pribadi, obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk tekanan darah tinggi, diabetes, jantung atau kondisi medis lainnya.

Calon jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Tahun ini, terdapat 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Sebelumnya, Kemenag juga mengimbau calon jemaah haji asal Indonesia untuk dapat beradaptasi agar bisa terhindar dari heat stroke.

Baca Juga: Penerbitan Visa Calon Jemaah Haji Hampir Selesai, Kemenag Harap Tak Ada Lagi yang Batal Berangkat

Heat stroke atau serangan panas adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Heat stroke ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik yang menyertainya, termasuk perubahan fungsi sistem saraf. 

“Jemaah haji, khususnya lansia, sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan dirinya, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk juga harus mengenali kondisi gejala heat stroke,” kata Leksmana seperti diberitakan Kompas.tv pada Rabu (8/5/2024).

“Sebab, gejala heat stroke jika tidak segera ditindaklanjuti dapat berdampak buruk pada kesehatan jemaah,” ucapnya.

Ia mengatakan, cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jemaah. Gejalanya adalah mengalami dehidrasi, serangan panas, lemas, hilang fokus dan rusaknya permukaan kulit.

Baca Juga: Perjuangan Nenek Berangkat Haji, Tabung Uang Ngajar Ngaji Puluhan Tahun di Lipatan Buku

Guna menghindari hal itu, berikut tips mencegah heat stroke saat menjalankan ibadah haji:

1. Banyak minum air putih, tanpa harus menunggu haus. Upayakan meminum tiga sampai empat liter air atau setara dengan 12 sampai 16 gelas per hari. 

“Minum air putih yang banyak, hindari meminum air kopi atau teh, apalagi yang mengandung gula,” ujarnya. 

2. Membasuh wajah dengan air bersih untuk mengurang panas di kulit.

3. Menggunakan alat pelindung diri apabila melakukan aktivitas di luar hotel atau penginapan. Misalnya, payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen) dan masker medis untuk menjaga kelembapan aliran napas.

“Jangan lupa pakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup,” ucapnya.

Kepada calon jemaah haji lansia, ia berpesan untuk mengkonsultasikan kondisi kesehatannya kepada dokter yang biasa menanganinya. Sehingga dapat diketahui tindakan seperti apa yang dapat dilakukan.

Baca Juga: Link Download Jadwal Keberangkatan dan Pemulangan Jemaah Haji Indonesia 2024 Tiap Embarkasi

“Mintakan saran dokter terkait kondisi kesehatan, termasuk juga olahraga ataupun aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan,” ungkapnya.

“Jemaah juga harus membawa obat-obatan pribadi yang dibutuhkan. Sebab dikhawatirkan obat-obatannya yang dibutuhkan tidak termasuk dalam list obat yang disiapkan tim kesehatan,” katanya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU