Pengamat Ungkap Sederet Hambatan untuk Menjodohkan Anies dan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024
Politik | 8 Mei 2024, 03:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik dari Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024 hanya indah di atas kertas.
Menurutnya akan banyak hambatan yang dihadapi untuk mengawinkan keduanya dalam pelaminan poltik pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada November 2024.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini menilai meski dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi, untuk kasus ini peluang kemungkinan bisa terjadi sangat kecil.
Hambatan pertama, soal basis massa. Burhanuddin menjelaskan kedua tokoh tersebut punya latar belakang basis massa yang berbeda, yang membuat sulit untuk menduetkan Anies dan Ahok.
Jika melihat akar rumput di PDI-Perjuangan, partai yang menaungi Ahok, pastinya akan sulit untuk menerima kehadiran Anies.
Baca Juga: PDI-P Cermati Sejumlah Nama Kandidat Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI, Akui Ahok-Anies Masuk Radar
Begitu juga bagi massa Anies. Basis Islamis yang menjadi pendukung Anies akan sulit menerima Ahok.
Jika tetap digabungkan, ada kemungkinan hasil yang didapat malah merugikan keduanya, karena ditinggal oleh elektoral dan basis masa masing-masing.
"Jangan-jangan kalau digabungkan justru yang terjadi kimiawinya, senyawanya negatif. Alih-alih menambah suara tapi malah menurunkan," ujar Burhanuddin di program Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (7/5/2024).
Kedua, garis perjuangan Anies berbeda dengan garis idiologi PDI-P. Hal itu jugalah yang membuat Pilkada DKI 2017 melahirkan kompetisi elektoral sangat panas.
Ketiga, hambatan teknis. Burhanuddin menjelaskan ketika keduanya dipasangkan. Hambatan teknis tersebut adalah siapa yang akan menjadi calon gubernur, siapa yang menjadi calon wakil gubernur.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV