Duet Anies dan Ahok di Pilkada DKI Indah di Kertas, Burhanuddin: Jangan-jangan Bukan Duet tapi Duel
Politik | 7 Mei 2024, 23:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024 dinilai sulit. Bahkan keduanya bisa jadi berduel kembali untuk memperebutkan kursi gubernur DKI Jakarta.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi lebih melihat kemungkinan Anies dan Ahok berduel di Pilkada DKI dibandig berduet.
Pertama, keduanya punya latar belakang yang berbeda sehingga tidak mudah menduetkan Anies dan Ahok.
Meski dalam politik semua kemunginan bisa terjadi. Namun untuk kasus ini, kans kemungkinan bisa terjadi sangat kecil.
"Kalau melihat akar rumput PDI Perjuangan tidak mudah menduetkan Anies dengan Ahok. Jangan-jangan bukan duet tapi duel. Seperti yang terjadi sebelum ini," ujar Burhanuddin di program Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (7/5/2024).
Baca Juga: PDI-P Cermati Sejumlah Nama Kandidat Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI, Akui Ahok-Anies Masuk Radar
Kedua, akan ada hambatan teknis ketika keduanya dipasangkan. Hambatan teknis tersebut adalah siapa yang akan menjadi calon gubernur, siapa yang menjadi calon wakil gubernur.
Menurut Burhanuddin belum tentu Ahok bersedia menjadi wakil Anies. Begitu pula sebaliknya.
"Pertanyaannya apakah Anies bersedia sudah turun peringkat, sebelumnya Capres jadi Cawagubnya Ahok, gitu kan," ujarnya.
Ketiga basis masa yang berbeda. Burhanuddin menilai jika tetap digabungkan, ada kemungkinan hasil yang didapat malah merugikan keduanya, karena ditinggal oleh elektoral dan basis masa masing-masing.
Menurutnya basis massa PDI-P akan menolak karena ada Anies. Kemudian basis Islamis sebagai basis pemilih Anies juga menolak karena ada Ahok.
Baca Juga: Anies Jawab soal PDIP Buka Pintu Maju Pilkada DKI: Menandakan Sama-Sama Peduli Masa Depan Jakarta
Keempat garis perjuangan Anies berbeda dengan garis idiologi PDI-P. Hal itu jugalah yang membuat Pilkada DKI 2017 melahirkan kompetisi elektoral sangat panas.
"Jangan-jangan kalau digabungkan justru yang terjadi kimiawinya, senyawanya negatif. Alih-alih menambah suara tapi malah menurunkan," ujar Burhanuddin.
Punya Posisi Sama
Di sisi lain Burhanuddin menjelaskan meski punya latar belakang berbeda, keduanya memiliki kesamaan. Pertama, Anies dan Ahok merupakan bagian dari tiga tokoh yang punya elektabilitas tinggi.
Hal itu bisa dilihat dari hasil survei terkhir Indikator Politik Indonesia pada Februari 2024.
Baca Juga: Pengamat soal Wacana Anies-Ahok di Pilkada Jakarta: Bicara Politik Mungkin, tapi Sulit dan Berat
Persamaan kedua yakni Anies dan Ahok secara politik berada di luar status quo.
Anies, sambung Burhanuddin, menjadi salah satu pengkritik utama pemerintahan Joko Widodo. Tentu saja Jokowi atau Prabowo punya calon yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta.
Pada saat yang sama Ahok, walaupun belum mendapat tiket sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, tapi belakangan ini semangatnya sama.
Ahok mengkritik kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi yang ingin menonaktifkan KTP warga DKI yang tidak tinggal di DKI Jakarta.
Namun meski keduanya berada di posisi yang sama, bukan berarti juga hal itu bisa menjadi titik temu antara Anies dan Ahok.
Baca Juga: Ramai soal Bursa Pilgub, Ahok Angkat Bicara soal Kriteria Ideal sebagai Pemimpin Jakarta!
"Saya rasa wacana duet Anies dengan Ahok, atau Ahok dengan Anies ini wacana yang indah di atas kertas. Tetapi real politik masih sulit untuk menduetkan keduanya dalam satu pelaminan politik," ujar Burhanuddin.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV