> >

Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Paman Korban Duga Ada Kecemburuan Sosial

Hukum | 6 Mei 2024, 09:01 WIB
Paman Putu Satria Ananta Rustika (19), I Nyoman Budiarta menduga ponakannya tewas dianiaya karena ada kecemburuan dari seniornya. (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - I Nyoman Budiarta, paman dari Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta,  menduga keponakannya tewas dianiaya seniornya tidak sekedar karena masalah baju olahraga.

Budiarta menduga terdapat kecemburuan sosial, mengingat korban, kata ia, bakal dikirim ke China sebagai mayoret.

"Iya benar (Putu akan di kirim ke China)," kata Budiarta, dalam program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV Senin (6/5/2024).

"Kemarin pembinanya dia yang ngomong memang keponakan saya ini terpilih menjadi mayoret satu,  mungkin ada kecemburuan sosial dalam kasus ini."

Lebih lanjut, Budiarta pun berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.

Ia juga meminta agar kasus kematian keponakannya tersebut dibuka secara terang menderang, agar kejadian serupa tak terulang kembali.

"Kami pihak keluarga meminta kasus ini dibuka seterang-terangannya supaya tidak terjadi lagi," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Cilincing, Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rastika tewas usai dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (TRS).

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menyebut penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat (3/5/2024).

“Saudara TRS salah satu taruna STIP Cilincing tingkat 2, lalu korbannya sudah rekan-rekan ketahui, yaitu atas nama Putu Satria Ananta Rustika, taruna STIP tingkat 1. Kejadiannya tanggal 3 Mei 2024, sekira pukul 07.55 WIB," kata Kombes Gidion, Sabtu (4/5).

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU