> >

Penjajahan dan Penjarahan (IV-Habis): Cerita Keris Diponegoro dan Drama Kemenangan Belanda

Humaniora | 4 Mei 2024, 06:45 WIB
Keris bersejarah milik Pangeran Diponegoro yang dikembalikan Belanda ke Indonesia, kini dipamerkan di Museum Keris Nusantara, Jalan Bhayangkara, Kompleks Stadion Sriwedari Solo. (Sumber: Kompas TV/Widi Nugroho)

Keris tersebut kemudian dihadiahkan kepada Raja Willem I sebagai tanda kemenangan Belanda atas Pangeran Diponegoro. Setelah itu, keris itu diserahkan kepada Koninklijk Kabinet van Zeidzaamhende (KKZ).

Pada 1883, KKZ dibubarkan dan koleksinya dialihkan ke 7 museum di Belanda. Salah satu di antaranya adalah Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman yang diserahkan ke Museum Volkenkunde, Leiden.

Setelah lama berada di Belanda, pada Maret 2020, Pemerintah Belanda melalui Raja Willem-Alexander mengembalikan keris tersebut kepada Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sepulang dari Belanda, keris tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta, tepatnya di lantai empat Gedung B Museum Nasional.

Sebelum akhirnya ditemukan, ada upaya riset yang dilakukan melalui riset arsip dan dokumentasi yang cukup panjang.

Baca Juga: Akhirnya, Raja Belanda Kembalikan Keris Diponegoro ke Jokowi

Terdapat tiga dokumen yang digunakan untuk mengidentifikasi keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman, yaitu Surat Sentot Prawirodirdjo, mantan perwira perang Diponegoro; keterangan kolonel Jan-Baptist Cleerens; dan surat dari pelukis Raden Saleh yang mendeskripsikan bentuk keris tersebut.

Sementara tahap terakhir berupa verifikasi oleh para sejarawan.

Keris milik Pangeran Diponegoro itu seperti menggambarkan kekalahan sebuah bangsa oleh para penjajah yang datang dan menjarah secara semena-mena.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU