> >

Pengamat: PKS dan Gelora Musuh Politik dan Ideologis, Sulit untuk Bersatu

Politik | 30 April 2024, 12:27 WIB
Ilustrasi: Partai Gelora dan PKS. (Sumber: Kolase Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Elite Partai Gelora dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sedang memanas di publik. Penyebabnya ialah Partai Gelora menolak PKS untuk bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut, kedua partai itu memang tak akan bisa bersatu dalam satu perahu koalisi. Sebab, keduanya memiliki ideologi yang berbeda. 

Menurut dia, wajar bila dari Koalisi Perubahan yang diterima masuk koalisi Prabowo-Gibran hanya Nasdem dan PKB.

Baca Juga: PKS Beri Sinyal Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

"Wajar kalau kemudian yang ditolak hanya PKS bukan partai lain seperti PKB dan NasDem. Bagi Gelora, PKS musuh politik sekaligus musuh ideologis, sulit mereka bersatu," kata Adi kepada wartawan, Selasa (30/4/2024). 

Ia menilai, kedua partai itu lahir dari rahim yang sama, tapi akhirnya berkonflik yang hingga kini menjadikan keduanya musuh bebuyutan.

"PKS musuh bebuyutan Gelora. Publik semua tahu Gelora didirikan oleh tokoh-tokoh sempalan PKS, persisnya tokoh yang dulunya ikut membesarkan PKS. Karena ada konflik internal maka tokoh tersebut out dan bikin Gelora," ujarnya. 

Selain itu, kata Adi, faktor sentimen pribadi, juga membuat keduanya akan berpisah dalam sikap politiknya. 

"Antara sentimen pribadi dan sentimen politik campur aduk. Intinya musuh bebuyutan sampai kiamat sulit disatukan (di koalisi Prabowo). Ini bisa jadi faktor penghalang PKS jika ingin merapat ke Prabowo," katanya. 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan, pihaknya menolak bila PKS bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo-Gibran.

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU