Pengamat: Sejak Jadi Mensos, Pesona Risma Secara Elektoral Turun untuk Pilkada Jakarta
Politik | 18 April 2024, 13:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, menyebut pesona politisi PDI Perjuangan Tri Rismaharini turun untuk dipilih menjadi Gubernur Daerah Khusus Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Hal tersebut disampaikan oleh Burhanudin Muhtadi dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (18/4/2024).
“Ibu Risma beberapa waktu lalu termasuk top two ya, jadi termasuk calon yang punya kompetisi elektoral tinggi, tapi belakangan agak turun pesonanya secara elektoral,” kata Burhanuddin.
“Menurunnya terutama sejak menjadi Menteri Sosial. Waktu menjadi Wali Kota Surabaya itu elektabilitasnya tertinggi kedua Ibu Risma.”
Baca Juga: Retno Marsudi Hubungi Menlu Hungaria soal Situasi Timur Tengah: Kita Tidak Ingin Lihat Ada Eskalasi
Sedangkan, kata Burhanuddin, rekan satu partai Risma yakni Basuki Tjahaja Purnama justru menempati posisi ketiga dalam urutan elektoral Pilgub Jakarta.
Menurut Burhanuddin, Ahok masih memiliki dukungan dari pemilih-pemilih loyal terutama dari kalangan Tionghoa dan nonmuslim.
“Ahok itu nomor 3, selalu itu, dia punya segmen pemilih loyal terutama di kalangan etnis Tionghoa dan nonmuslim,” ujar Burhanuddin.
“Tetapi juga lagi-lagi ketika dikerucutkan, kan kita punya 35 nama itu, kalau kita kerucutkan suara Ahok tidak bertambah dari pendukung calon yang namanya di soft list, artinya untuk mendapatkan basis pemilih baru berat juga untuk Ahok ini,” imbuhnya.
Baca Juga: Retno Marsudi Sebut Menlu China Wang Yi Bertemu Jokowi, Prabowo, dan Luhut
Burhanuddin lebih lanjut menuturkan, posisi elektabilitas tertinggi untuk Pilkada Jakarta ditempati oleh Ridwan Kamil dan Anies Baswedan di posisi kedua.
“Sekarang yang paling tinggi namanya Ridwan Kamil, tapi selisihnya tidak jauh sama Mas Anies dalam margin of error,” ucap Burhanuddin.
Burhanuddin menuturkan dinamika elektoral untuk Pilkada Daerah Khusus Jakarta memang sangat tinggi.
“Kita mendapati satu fenomena di mana Jakarta itu dinamika elektoralnya sangat tinggi, peringkat pertama, kedua hingga peringkat ke-9 itu selisihnya tidak terlalu jauh,” kata Burhanuddin.
“Jadi masih membuka pintu buat siapapun, karena proses nominasi masih berlangsung hingga bulan Agustus, masih jauh dan yang menarik partai-partai di Jakarta juga tidak ada yang sangat (menang) dominan (di Pemilu 2024).”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV