> >

Respons Petinggi Parpol Pendukung Prabowo-Gibran soal Sinyal PPP yang Akan Bergabung

Politik | 17 April 2024, 10:28 WIB
Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono saat menghadiri acara halalbihalal Partai Golkar di Jakarta, Senin (15/4/2024). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah petinggi partai politik (parpol) pendukung pasangan pemenang Pemilu 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka merespons sinyal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan bergabung ke pemerintahan selanjutnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani menyatakan harapannya agar PPP bergabung di pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Mudah-mudahan (PPP gabung kubu Prabowo-Gibran)," ujar Muzani di kantor DPP Golkar, Senin (15/4/2024) malam, dikutip Kompas.com.

Menurut Muzani, Plt Ketua Umum PPP, Mardiono hadir di halal bihalal Golkar karena acara tersebut memang menjadi ajang silaturahmi dalam memperkuat tali persaudaraan.

Muzani mengatakan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pun mengungkit bahwa PPP pernah terikat dengan mereka melalui KIB.

Baca Juga: Tim Hukum Ganjar-Mahfud: Ada 5 Pelanggaran, Pilpres Harus Diulang

Upaya mempersatukan kekuatan bangsa, kata Muzani, dibutuhkan lantaran dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Ini halal bihalal dan pemilu sudah selesai. Dan kedua kita sudah menghadapi sebuah kenyataan bahwa dunia tidak dalam keadaan baik-baik saja,” tuturnya.

“Karena itu saya kira upaya untuk terus mempersatukan kekuatan bangsa di antara para tokoh politik, elite, dan tokoh-tokoh harus kita lakukan.”

Sementara, Airlangga Hartarto mengatakan koalisi pendukung Prabowo-Gibran akan membicarakan terlebih dahulu terkait PPP yang siap bergabung ke pemerintahan selanjutnya.

"Ya tentu masih ada pembicaraan," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (16/4/2024) malam.

Ia juga menyebut bahwa kehadiran Mardiono dalam halal bihalal Golkar merupakan bagian dari proses. Pihaknya, lanjut Airlangga, terbuka terhadap semua untuk bersilaturahmi.

"Ya tentunya kan Pak Mardiono bagian dari proses di dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Partai Golkar, dan dalam pertemuan kemarin kan silaturahmi. Silaturahmi yang terbuka," ujarnya.

Terpisah, Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menyebut keputusan untuk bisa bergabung ke pemerintahan selanjutnya tergantung pada Prabowo Subianto.

"Keputusan apakah terbuka atau tertutup gabungnya PPP sangat bergantung kepada Pak Prabowo," ujar Herman, Selasa (16/4/2024).

Meski demikian, menurut dia, semakin besar koalisi, semakin kuat sebuah pemerintahan ke depannya.

Sedangkn Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Ketua Fraksi DPR PAN Saleh Partaonan Daulay emberikan syarat jika PPP akan bergabung, yakni harus mengakui kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terlebih dahulu.

Menurutnya sebenarnya banyak pihak yang ingin bergabung dengan Prabowo-Gibran. Tetapi pengakuan kemenangan pasangan calon (paslon) nomot urut 2 tetap dibutuhkan.

"PPP sebaiknya jangan hanya bicara mau bergabung saja. Tetapi, secara deklaratif sebaiknya sudah mengucapkan selamat. Mengakui kemenangan pasangan 02. Kalau mau gabung, tentu harus ada pengakuan seperti itu," ujar Saleh, Selasa (16/4/2024).

Baca Juga: Tim Hukum Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Gugatan MK Dikabulkan

"Yang berwacana mau bergabung itu banyak. Itu bagus saja. Tetapi, pengakuan juga penting. Paling tidak untuk menjaga kohesivitas dan keteduhan di tengah masyarakat," katanya lagi.

Sebelumnya, saat menghadiri halal bihalal Partai Golkar, Mardiono menyebut pihaknya siap bergabung demi pembangunan Indonesia yang lebih baik ke depannya.

"Ya iya tentu kalau untuk membangun Indonesia kan harus bersama nanti ke depannya," ujar Mardiono di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (15/4/2024) malam.

Diketahui, pada Pilpres 2024, PPP mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Dalam kesempatan itu Mardiono juga mengungkit-ungkit Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terbentuk sebelum Pemilu 2024 dimulai. Perlu diketahui, KIB saat itu diisi oleh Golkar, PAN, dan PPP.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : kompas.com


TERBARU