OPM Mau Bebaskan Pilot Susi Air dengan Syarat Difasilitasi oleh PBB
Hukum | 13 April 2024, 19:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan membebaskan pilot Susi Air Kapten Philips Mark Mehrtens yang mereka sandera, namun mengajukan syarat.
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/4/2024), mengatakan pihaknya akan melepaskan Mehrtens melalui negosiasi yang difasilitasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kami akan melepaskan pilot melalui negosiasi yang difasilitasi oleh pihak ketiga yaitu PBB," jelasnya, dikutip Kompas.com.
Ia menambahkan, Mehrtens bakal dilepaskan jika Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru bisa memenuhi dan menjawab tuntutan dari OPM.
Baca Juga: Ubah Nomenklatur KKB Jadi OPM, Apa Alasan Panglima TNI?
Namun, ia tidak merinci tuntutan OPM kepada Pemerintah Indonesia, dan juga Pemerintah Selandia Baru sebagai negara asal Philips.
Sebby juga menuntut agar Indonesia tak lagi menyerang tempat penyanderaan Philips dengan pesawat tempur dan bom.
"Indonesia setop menggunakan pengeboman dengan helikopter, pesawat tanpa awak, kamera drone,” tambahnya.
“Karena tindakan yang dilakukan negara Indonesia melalui TNI/Polri terhadap kami sangat tidak seimbang," imbuh dia.
Sebby pun mengirimkan video berisi permintaan Philips Mark Mehrtens agar Pemerintah Indonesia menghentikan serangan udara di wilayah penyanderaan.
"Di daerah sini, TNI, Tentara Negara Indonesia pakai pesawat pemburu dan melepas bom besar," kata Philips dalam video yang dikirimkan Sabtu.
Baca Juga: Kapendam 17 Cendrawasih Bantah Markas Kodim Deiyai di Papua Tengah Diserang OPM
Menurut Philips, orang-orang di sekitar lokasi penyanderaannya merasa tidak aman karena beberapa bom yang dijatuhkan.
"Orang-orang di sini minta tolong jangan pakai pesawat pemburu, jangan pakai bom, pakai senjata saja, tidak pakai pesawat tidak pakai bom besar, jangan begitu. Tolong berhenti," tutur dia.
Philips kemudian meminta tolong agar negara asing bisa bernegosiasi dengan Indonesia agar tidak menggunakan pertempuran udara di Papua.
"Negara asing negara-negara di luar tolong bantu, tolong bicara dengan Indonesia, bicara dengan mereka jangan pakai bom besar, tolong berhenti, tidak boleh begitu," ucap dia.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : kompas.com