> >

Emosi Pemudik Campur Aduk Menjelang Puncak Mudik 2024

Humaniora | 8 April 2024, 07:21 WIB
Memasuki H-6 Lebaran, Kamis (4/4/2024), trafik pemudik motor yang akan menyeberang dari pulau Jawa ke Sumatera via Pelabuhan Ciwandan, terpantau masih mengalir landai. Hasil analisis percakapan mudik 2024 oleh tim peneliti Monash Data & Democracy Research Hub menunjukkan bahwa pengguna media X merasa senang dan sedih pada masa mudik minggu ini. (Sumber: ASDP )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebagian besar pengguna media sosial X merasa senang dan juga sedih pada masa mudik di minggu ini. Hasil tersebut didapatkan setelah menganalisis lebih dari 50 ribu cuitan hasil percakapan di platform X sejak Senin hingga Sabtu siang (1/4/2024 - 6/4/2024).

Analisis pantauan percakapan mudik 2024 yang dilakukan oleh tim peneliti Monash Data & Democracy Research Hub menunjukan bahwa mayoritas kalangan masyarakat pengguna X merasa senang dan suka dengan Inisiatif dan kebijakan yang dilaksanakan oleh kepolisian serta pemerintah, seperti strategi penghindaran kemacetan dan diskon tarif tol hingga 20% selama periode perjalanan mudik dan kepulangan. 

Baca Juga: Pantauan Situasi Mudik Lebaran di Bandara Soetta: Padat Pemudik!

Keamanan jalur mudik 2024 yang terjamin juga mendapatkan pujian (gambar 3). Posko Banser yang menyediakan tempat peristirahatan untuk para pemudik tidak hanya mendapatkan apresiasi namun juga dianggap berkontribusi pada peningkatan ekonomi desa selama musim mudik.

“Sementara itu, ada juga cuitan perasaan cinta dan kesenangan terhadap tradisi mudik yang begitu kental terasa di kalangan masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berangkat lebih awal untuk berkumpul dengan keluarga. Beberapa cuitan juga menunjukkan bahwa masyarakat bahagia karena dapat memajukan tanggal mudik menjadi 4 April 2024,” ujar Codirector Data & Democracy Research Hub Associate Professor Derry Wijaya, dalam analisis yang dikirimkannya ke media Minggu (7/4/2024).

Gambar 1. Persebaran emosi dari 38.210 cuitan yang dianalisis per 1-6 April 2024. (Sumber: Monash Data & Democracy Research Hub. )

Derry dan tim mengumpulkan cuitan dengan menggunakan kata kunci kunci “mudik”, “pemudik”, “pulkam”, "pulang kampung", "baliak basamo", "balik kampung", "mulih", "muleh", "pulang basamo", "baliak kampuang", "pulang kampuang", "ganjil genap" atau "gage" dan “tol”.

Hasil cuitan yang dikumpulkan sebanyak 50 ribuan dan dibersihkan dengan menghilangkan cuitan yang berulang/duplikat, hingga akhirnya hanya sekitar 38 ribuan yang dianalisis.

“Kami menggunakan model deep learning BERT, yang telah dilatih khusus untuk mendeteksi emotion dalam tweet berbahasa Indonesia. Model ini mengklasifikasi tweet menjadi lima jenis emosi: bahagia (happy), sedih (sadness), takut (fear), marah (angry), dan cinta (love),” ujar Derry yang juga associate professor bidang data science dengan keahlian bidang Natural Language Processing (pemrosesan bahasa alami).

Dalam pantauan percakapan mudik tim Monash University Indonesia, emosi yang paling banyak diekspresikan ternyata adalah emosi bahagia, yang dinyatakan dalam 52,6% atau 20.106 cuitan (Gambar 1). Selain senang/bahagia, ekspresi emosi yang mengikuti adalah sedih sebanyak 11.970 cuitan (30,3%), takut (3.267 atau 8,55%), marah (2.444 atau 6,4%), dan cinta (423 atau 1,11%).

Baca Juga: Puncak Arus Mudik, Lebih dari 48.000 Orang Menyeberang Via Pelabuhan Ciwandan

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Monash Data & Democracy Reseach Hub


TERBARU