Ganjar: Demokrasi Bisa Dinodai oleh Mereka yang Hanya Memedulikan Kekuasaan
Politik | 27 Maret 2024, 13:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Calon presiden nomor urut 3 pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo, menyebut demokrasi bisa dinodai oleh mereka yang hanya memedulikan kekuasaan dan mendahulukan kepentingan pribadi.
Pernyataan Ganjar tersebut disampaikan dalam sidang perdana gugatan sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (27/3/2024).
Ganjar mengatakan, hanya setelah reformasi Indonesia bisa menikmati kebebasan menyuarakan pendapat, dan hanya setelah reformasi bisa menikmati demokrasi yang lebih bebas dan terbuka.
“Hanya setelah reformasi seluruh warga negara mendapatkan hak mereka untuk memilih pemimpin yang mereka percayai, dan hanya setelah reformasi kita bisa menegaskan aturan bahwa periode kepemimpinan harus dibatasi,” ucapnya.
Pihaknya, kata Ganjar berada di tempat itu dengan niat sederhana, yakni mengingatkan orang-orang yang cepat lupa bahwa semua yang setia pada cita-cita reformasi akan selalu mengingat pengorbanan mereka dan menghidupkan semangat mereka di hati kami.
“Kepada mereka yang mudah lupa, kita perlu menegaskan bahwa kita selalu ingat, kita selalu ingat harga yang harus dibayar untuk menegakkan demokrasi di negara ini.”
“Kita selalu ingat bahwa demokrasi bisa dinodai oleh mereka yang hanya memedulikan kekuasaan dan mendahulukan kepentingan pribadi,” ucapnya.
Pada hari ini, kata Ganjar, pihaknya menggugat lebih dari sekadar kecurangan dalam tiap tahapan pemilihan umum (pemilu).
“Dan lebih dari sekadar kecurangan dalam tiap tahapan pemilihan presiden yang baru lalu, yang mengejutkan bagi kita semua adalah benar-benar mengahancurkan moral, adalah menyalahgunakan kekuasaan,” tuturnya.
“Saat pemerintah menggunakan segala sumber daya negara untuk mendukung kandidat tertentu, saat aparat keamanan digunakan untuk membela kepentingan politik pribadi, maka itulah saat bagi kita untuk bersikap tegas bahwa kita menolak semua bentuk intimidasi dan penindasan.”
Di awal pernyataannya, Ganjar menyebut 79 tahun lalu para bapak bangsa memproklamasikan kemerdekaan negara kita dengan keyakinan bahwa menjadi bangsa merdeka adalah jalan untuk mewujudkan semua bentuk kebaikan bagi kehidupan seluruh bangsa di negeri kepulauan ini.
Negara ini, lanjut Ganjar, lahir dengan visi untuk menjunjung kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan.
“Dan setiap negara dengan visi mulai semacam itu niscaya menghendaki kepemimpinan yang sanggup menomorsatukan kepentingan dan kesejahteraan warga di atas kepentingan pribadi mereka yang berkuasa.”
“Kita tahu bahwa reformasi bukanlah sesuatu yang kita dapatkan dengan cuma-cuma, saudara-saudara kita, kerabat kita, dan sahabat kita menjadi korban dan kita harus rela kehilangan mereka selamanya,” ujarnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV