Pengamat: PPP Gagal Lolos ke DPR karena Elit Partainya Sibuk Serang Jokowi dan PSI
Rumah pemilu | 25 Maret 2024, 11:42 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengungkapkan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gagal lolos ke DPR karena elit-elit partainya sibuk serang jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hal tersebut disampaikan Adi Prayitno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (25/3/2024).
“Tentu ini tidak terlepas dari adanya sejumlah elit-elit PPP yang kerjaannya itu sibuk ngurusin orang lain, ngurusi PSI lah, kemudian begitu sibuk untuk nyerang Jokowi. Mestinya sebagai sebuah partai politik yang sedang struggle supaya lolos ke parlemen, mestinya PPP itu cukup fokus mengamankan gawangnya sendiri terutama untuk lolos ke parlemen,” ucap Adi.
“Kita lihat sejumlah elit PPP itu, all the time mengkritik Pak Jokowi, yang tak kira itu kontra produktif yang kemudian membuat kenapa suara PPP itu dalam banyak hal yaitu tidak mendapatkan raihan suara yang signifikan,” ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Soal PPP Gagal Lolos ke DPR: Dari Salah Baca Aspirasi hingga Tak Punya Caleg Mentereng
Oleh karena itu, Adi menilai elit-elit PPP tidak memiliki prioritas di dalam pelaksanaan pemilu legislatif.
Menurut Adi, jika 5 tahun mendatang PPP ingin eksis sebagai parpol yang lolos di DPR sepenuhnya akan tergantung pada bagaimana konsolidasi dilakukan.
“Kalau setelah dinyatakan tidak lolos ke parlemen, kawan-kawan PPP ini melakukan langkah penyelamatan terhadap partai, restrukturisasi partai, konsolidasi internal, kemudian memperkuat basis-basis mereka, saya kira di 2029 yang akan datang PPP akan tetap ribbon (menghiasi) dan akan tampil sebagai partai politik yang sepertinya potensial akan kembali lolos ke parlemen,” jelas Adi.
“Tapi kalau kemudian move on-nya ini cukup lama gitu ya, kemudian bersedih tak berkesudahan saya kira PPP juga akan sulit,” imbuhnya.
Sebab, lanjut Adi, yang diperlukan PPP saat ini adalah konsolidasi internal untuk membenahi partainya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV