Hadar: Pemilu 2024 Bermasalah dan Kualitasnya Sangat Rendah, Penyelenggara Manipulasi Sejak 2022
Rumah pemilu | 21 Maret 2024, 09:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Eksekutif NETGRIT Hadar Nafis Gumay menyimpulkan, pemilihan umum 2024 sebagai pemilu yang paling bermasalah dan kualitasnya sangat rendah.
Kesimpulan itu disampaikan Hadar mengikuti proses perjalanan Pemilu 2024 sejak awal hingga hari ini, yang disampaikan dalam keterangannya dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (21/3/2024).
“Mengikuti perjalanan Pemilu sejak awal, dan sampai tadi malam penetapan hasil, kesimpulan saya sebetulnya Pemilu sekali ini adalah pemilu yang paling bermasalah, kualitasnya sangat rendah,” ucap Hadar.
Oleh karena itu, Hadar berharap dengan satu tahapan yang sudah selesai ini, ada perbaikan di tahapan lain. Seperti halnya di Mahkamah Konstitusi dalam merespons gugatan sengketa pemilu hingga di DPR dengan hak angket.
“Tentu kita bersyukur satu tahapan selesai secara resmi diumumkan, tetapi mari kita melihat Pemilu ini sebetulnya belum tuntas dan masih ada tahapan-tahapan yang dapat dilalui untuk memperbaikinya,” ujar Hadar.
Baca Juga: Istana soal Pertemuan Jokowi dengan 2 Menteri PKB: Tidak Perlu Berspekulasi Kemana-mana
“Nah di sanalah sebetulnya saya berharap, para pihak yang mempunyai otoritas baik itu Mahkamah Konstitusi maupun di DPR melalui hak angketnya untuk melakukan kewenangan-kewenangan mereka ini secara maksimal, dan menyelamatkan pemilu kita.”
Hadar memperkirakan hampir di semua tahapan pemilu 2024 terjadi persoalan nyata, sehingga tidak bisa disimpulkan berlangsung luber dan jurdil.
“Saya perkirakan hampir di semua tahapan, walaupun pada saat pemungutan suara yang dicerminkan hasil, itu kalau kita hanya fokus kepada angkanya, itu tidak terlihat. Tetapi di dalam tahap tahapan sebelumnya itu sangat nyata terlihat dan itu adalah persoalan yang sangat besar,” tegas Hadar.
“Jadi jangan kita terus bangga atau terus menyimpulkan bahwa Pemilu kita ini luber jurdil.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV