> >

Tak Nyaman dengan Istilah Petugas Partai, Pengamat: Jangan Jadikan Prabowo Petugas Jokowi

Politik | 13 Maret 2024, 22:50 WIB
Pengamat politik Yunarto Wijaya dalam Program Satu Meja The Forum, Kompas TV, Rabu (13/3/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

Bukan kemudian justru berkutat dan menghabiskan energi dengan berpikir bagaimana menempatkan ‘orangnya’ dalam kekuasaan.

“Kalau orangnnya sudah tidak bisa, anaknya harus ada, lalu kemudian mantunya harus ada, energi kan habis dalam pro kontra seperti itu.”

“Ketika kita berbicara mengenai harus menempatkan Pak Jokowi dalam bentuk apa pun, ketua koalisi dan lain-lain, yang terjadi adalah menurut saya ini upaya untuk merendahkan presiden terpilih,” tegasnya.

Ia kemudian mengambil konteks dari hasil hitung cepat, bahwa pasangan Prabowo-Gibran terpilih sebagai presiden-wakil presiden.

“Kita anggaplah Pak Prabowo dengan Mas Gibran (terpilih) ya, seakan-akan ada rasa tidak percaya bahwa Pak Prabowo tidak bisa melanjutkan legacy Jokowi.”

“Bahkan ketidakpercayaan seakan-akan terjadi pada Mas Gibran, kalau tidak ada ayahnya seakan-akan dia tidak bisa mendampingi Pak Prabowo memberikan pembangunan berkelanjutan,” lanjut Yunarto.

Baca Juga: Anies Baswedan Tegaskan Pegang Prinsip Oposisi Jika Kalah di Pilpres

Dalam konteks itu, Yunarto mengaku kasihan pada Prabowo sebagai presiden terpilih oleh rakyat langsung jika kemudian menjadi petugas Jokowi. Sebab, ia mengaku tidak nyaman dengan adanya istilah petugas partai .

“Kita konsisten, jangan jadikan Pak Prabowo sebagai petugas Jokowi, jangan jadikan juga Gibran sebagai petugas Jokowi,” harapnya.

“Berikan marwah sebagai seorang presiden terpilih dalam sistem presidential sebagaimana dia bisa bekerja.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU