Tegas! Jokowi Minta Kasus Bullying Tidak Ditutupi: Jangan Sampai Ada Siswa yang Tertekan di Sekolah
Humaniora | 3 Maret 2024, 09:01 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan agar kasus perundungan atau bullying jangan ditutup-tutupi, dan jangan sampai ada siswa yang merasa tertekan di sekolah.
Perintah Jokowi tersebut disampaikan saat menghadiri kongres Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Presiden Jokowi mengaku khawatir dengan terjadinya kasus kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah bahkan memakan korban.
“Lingkungan sekolah aman nyaman penting untuk mencetak siswa unggul, saya sangat khawatir akhir-akhir ini terjadinya kasus bullying, perundungan, kekerasan, pelecehan bahkan ada memakan korban jiwa,” tuturnya,dikuti dari laporan jurnalis Kompas TV Dipo Nurbahagia dan Wandi Yansen Saragih.
Baca Juga: Kata Jokowi soal Kasus Bullying di Sekolah: Jangan Ditutup-Tutupi!
Kasus kekerasan termasuk bullying di sekolah, kata Jokowi, tidak boleh lagi terjadi, dan sekolah harus menjadi rumah yang aman untuk para siswa.
“Ini tidak boleh terjadi lagi, sekolah harus jadi safe house, untuk rumah yang aman siswa kita, untuk belajar bertanya rekreasi bermain sosialisasi,” harapnya.
“Jangan sampai ada siswa yang ketakutan di sekolah, jangan sampai ada siswa yang tertekan di sekolah dan tidak betah di sekolah.”
Ia juga mengimbau agar semua pihak mengedepankan pencegahan terhadap kekerasan di lingkungan sekolah.
Jokowi juga meminta dengan tegas agar jangan ada pihak yang menutup-nutupi kasus bullying.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV