> >

Demokrat Gabung Pemerintah, Misi Jokowi Wujudkan Mimpi SBY?

Politik | 23 Februari 2024, 06:15 WIB
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan), Presiden RI saat ini Joko Widodo (tengah), Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri. (Sumber: Kolase Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bergabungnya Partai Demokrat di pemerintahan dengan dilantiknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju seolah memberi petunjuk terhadap mimpi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Senin (19/6/2023), SBY melalui akun Twitter kini X, menuliskan soal mimpinya yakni di suatu hari Presiden Joko Widodo atau Jokowi datang ke rumah SBY di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Megawati Soekarnoputri di kediamannya. Selanjutnya mereka menuju Stasiun Gambir. 

Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden ke-8 RI dan telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menilai kehadiran Demokrat di Kabinet Indonesia Maju bisa dikatakan sebagian dari mimpi SBY tersebut sudah menjadi kenyataan. 

Diketahui di Kabinet Indonesia Maju ada menteri dari PDI-Perjuangan yang berkolaborasi bersama Demokrat mengawal pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin hingga akhir periode. 

Baca Juga: Teka-teki Mimpi SBY Segerbong dengan Mega-Jokowi-Presiden ke-8, Kode Rekonsiliasi? - ULASAN ISTANA

Saat ini PDI-P dan Demokrat sudah dalam satu kereta yang sama. Kemudian baik PDI-P dan Demokrat juga sama-sama menunggu Presiden ke-8 RI yang sudah membeli karcis Pilpres 2024. 
 
"Boleh dikatakan sebagian sudah terjadi, sama-sama naik kereta Pak Jokowi berhenti di Solo, ibu Mega lanjut ke Blitar," ujar Andi Malarangeng di program Kompas Petang KOMPAS TV, Kamis (22/2/2024). 

Andi menambahkan tidak menutup kemungkinan mimpi tersebut bisa terjadi. 

Menurutnya Demokrat yang saat ini bergabung dengan pemerintah akan bekerja secara profesional dan dapat bekerja sama dengan komponen lain yang ada di kabinet. Termasuk dengan PDI-P dan partai lainnya.

Bahkan dalam Pilkada di Jawa Tengah, Partai Demokrat bersama-sama dengan PDI-P mendukung Ganjar menjadi gubernur. 

Baca Juga: Soal Mimpi SBY, Presiden Joko Widodo: Mimpi SBY Mimpi Kita Semuanya!

"Intinya itu mimpi yang baik, kalau itu jadi kenyataan semua anak bangsa bisa bekerja sama satu dengan lainnya," ujar Andi. 

Butuh Tambahan Kekuatan 

Berbeda dengan Andi Malarangeng, politikus PDI-P Andreas Hugo Pareira menilai tidak ada hal yang luar biasa dari peristiwa bergabungnya Partai Demokrat di pemerintahan. 

Menurut Andreas, dipilihnya AHY sebagai menteri tidak terlepas dari kebutuhan Presiden Jokowi dalam tambahan kekuatan politik. 

Baca Juga: Politikus PDIP: Pemakzulan Presiden Jokowi Bisa Dilakukan DPR dengan Hak Angket

Terlebih saat ini wacana mengenai Hak Angket di DPR untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024 mulai digulirkan. 

"Saya kira kalau kita lihat yang untung kan Pak Jokowi. Demokrat ya senang-senang aja dengan masuk. Secara politis seperti apa yang disampaikan Mas Burhan (Burhanuddin Muhtadi) bahwa Pak Jokowi agak kurang percaya diri dengan situasi sekarang sehingga perlu ada tambahan kekuatan," ujar Andreas. 

"Jadi tidak ada hal yang luar biasa dari peristiwa ini," imbuhnya.  

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU