Haedar Nashir Ingatkan KPU dan Bawaslu untuk Jadi Wasit yang Adil dan Profesional pada Pemilu 2024
Rumah pemilu | 13 Februari 2024, 15:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menjadi wasit yang adil, profesional, objektif, berintegritas, dan bertanggung jawab pada Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan menjelang pemungutan suara Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024).
“Sebagaimana perintah konstitusi, sebagai wasit, pertanggungjawabannya bersifat moral ke duniawiyah bahkan hisab Tuhan bagi kaum beriman di hari akhir kelak. Pemilu yang bersih, beretika, dan nirkecurangan mesti menjadi komitmen seluruh pihak,” ucap Haedar, Selasa (13/2/2024).
Dia juga meminta TNI, Polri, dan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengawal jalannya pemilu.
“Para pejabat dan aparat TNI, Polri, dan seluruh pihak penyelenggara pemerintahan, dari pusat sampai daerah, diharapkan jiwa patriotisme, profesionalitas, moralitas, dan tanggung jawab konstitusionalnya dalam melaksanakan dan mengawal pemilu yang bersih,” katanya.
Baca Juga: Tolak Jabatan dan Mobil Rp11 M dari Rosan, Connie Ungkap Identitas Mr X: Dia Lingkar 1 Prabowo
Haedar menuturkan, jika dalam pemilu terdapat masalah penyimpangan dan kecurangan, penyelesaian yang terbaik adalah melalui jalur hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Penyelesaian sengketa pemilu secara hukum ditegakkan dengan lurus disertai kejujuran, akuntabilitas, keterbukaan, dan etika luhur pihak penyelenggara pemilu dan institusi negara yang terkait,” ujarnya.
“Berilah rakyat kehormatan tertinggi dengan menjaga konstitusi dan martabat pemilu yang bersih karena pemilu dengan seluruh proses demokrasinya adalah milik rakyat Indonesia.”
Sementara kepada seluruh warga negara, Haedar mengingatkan untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab serta tidak masuk dalam golongan putih atau golput.
Baca Juga: Connie sebut Koalisi Indonesia Bersatu Sudah Gontok-gontokan Berebut Jabatan
“Sebagai wujud dari tanggung jawab kebangsaan, ikutilah pemilu dengan tertib, aman, damai, taat asas, cerdas, kritis, dewasa, beretika, toleransi, dan sikap saling bersaudara. Pemilu harus menjadi arena merekatkan persaudaraan politik yang lahir dari kejernihan akal, budi, kebaikan, dan keutamaan hidup milik bersama,” tegas Haedar.
Ia juga meminta agar masyarakat menghindari kebencian dan permusuhan.
“Hindari suasana kebencian dan permusuhan antarsesama, semua pihak, baik elite maupun warga. Penting berintrospeksi diri bagaimana menjadi teladan terbaik dalam mengikuti dan menyelenggarakan kontestasi demokrasi yang bersendikan jiwa hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV