Soal Kapolri Disebut Perintahkan Binmas untuk Menangkan Paslon 02, Ini Kata Kabaharkam Fadil Imran
Hukum | 12 Februari 2024, 19:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran buka suara soal video viral yang menampilkan politikus PDI Perjuangan atau PDIP Henry Yosodiningrat yang mempertanyakan netralitas Polri dalam Pemilu 2024.
Diketahui, dalam sebuah acara Mimbar Keprihatinan Bangsa dan Seruan Kebangsaan Purnawirawan TNI-Polri di Jakarta yang digelar pada 9 Februari 2024, Henry mengungkap dugaan Kapolri memerintahkan Dirbinmas.
Adapun perintah Kapolri tersebut antara lain, pertama, kerahkan fungsi Binmas Polri sebagai instrumen pemenang pemilu. Kedua, door to door system oleh Bhabinkamtibmas tidak dapat digunakan lagi karena modus sudah diketahui masyarakat.
Baca Juga: Pengamat : Kapolri Langgar Komitmen Netralitas dan Etika, Polri Bukan Humas Pemerintah
Ketiga, kerahkan para dai kamtibmas untuk memanfaatkan sarana ibadah sebagai wadah pengelolaan dan pemastian suara untuk pasangan calon atau paslon 02 dalam tempo dua minggu ke depan.
Keempat, mengontrol para dai kamtibmas dengan menyediakan masing-masing satu perangkat ponsel baru dengan nomor sim card luar negeri dan modem mobile internet.
Terakhir, meminta bantuan dana dari para pengusaha BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) yang merupakan kolega Direktorat Binmas masing-masing wilayah.
Terkait hal tersebut, Irjen Fadil Imran mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Henry Yosodiningrat merupakan bagian dari kritik dan masukan dari masyarakat untuk kebaikan institusi.
"Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih atas masukan yang diberikan kepada Polri dari seluruh lapisan masyarakat, kami Polri tidak anti-kritik dengan segala masukan tersebut," kata Fadil usai bertemu Henry Yosodinigrat di Gedung Bakarham Polri, Jakarta, Senin (12/2/2024).
Baca Juga: Sederet Pesan Jokowi Jelang Pemilu 2024: Ajak Gunakan Hak Pilih-Minta ASN, TNI/Polri, BIN Netral
Fadil menyebut, apa yang disampaikan oleh Henry tersebut menjadi bahan evaluasi untuk institusi Polri yang tidak anti-kritik, sesuai harapan masyarakat.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV